8

1.6K 147 3
                                    

“Diem Yeonjun jadi susah!”

“Sakit Kak, pelan-pelan!”

Pemuda itu meringis kesakitan, menepuk kaki Soobin sebagai peringatan tanpa kata. Yeonjun baru selesai mandi setelah insiden di kamar mandi tadi. Loly, si kucing kecil juga sudah bersih dan wangi. Sekarang saja sedang duduk dipangkuan Yeonjun sembari menggeram, meringkuk mencari kehangatan.

Oh, Soobin sedang menyisir rambut Yeonjun omong-omong. Duduk santai dibawah karpet dengan posisi bersandar pada dada bidangnya.

"Loly langsung tidur, Junnie juga mau tidur." lagipula kucing orange ini sudah diberi makan, melahap habis whisk*s yang baru saja dibeli oleh bi Yuri tanpa meninggalkan sisa sedikitpun.

“Lihat buku dulu, ada tugas nggak?”

Yeonjun berpikir lalu mengangguk dengan ogah-ogahan. Terlalu malas untuk sekedar mengambil buku dan juga menulis. “Kerjain tugasnya!”

“Besok aja, nyontek sama Hyunjin.”

Iris onyx Soobin berkilat tajam hanya sesaat karena setelah itu kepalanya mengangguk pasrah. Menyontek sesekali tidak masalah asal nantinya tidak keseringan dan berubah menjadi sosok pemalas.

“Mau tidur?”

“Sebentar lagi.” Yeonjun masih ingin bersandar pada Soobin. Hangat.

Keduanya sama-sama diam, menikmati hening malam yang melingkupi suasana damai tersebut. Jemari tangan Yeonjun terulur mengusap bulu halus Loly, terkekeh kecil begitu surainya sendiri ikut diusap oleh Soobin.

“Kak.”

“Hm?”

“Waktu di sekolah ngobrolin apa sama bu Yeji?”

Sebenarnya Yeonjun sempat melihat bu Yeji dan Soobin berbincang di koridor. Ingin mendekat namun sungkan terlebih saat menangkap gurat kekesalan di wajah pria dewasa ini. Yeonjun jadi semakin ragu ingin mendekat, jadi hanya memperhatikan dari jauh sebelum masuk kembali kedalam ruangan Soobin dan berpura-pura baru bangun tidur.

“Kata Hyunjin, bu Yeji lagi suka sama Kak Soobin.”

Entah kenapa Yeonjun jadi mudah terpengaruh oleh ucapan Hyunjin.

Terkesiap kaget, Yeonjun kembali tenang begitu sadar tangan Soobin tengah memeluk perutnya dari arah belakang. Punggung Yeonjun kembali bersandar pada yang lebih tua. Sedikit mendongak untuk menatap wajah Soobin cukup lama.

Bagi Yeonjun, Soobin itu bagaikan sosok kakak idaman tapi membayangkan pria ini memberikan segala perhatiannya pada orang lain. Yeonjun tidak suka.

“Cuma obrolan biasa.”

“Biasa kayak gimana?”

“Dia nanya saya pulang sama siapa.” Kelopak mata Yeonjun berkedip dua kali, semakin mendongak ke atas dengan sorot penuh tuntutan hingga ujung dagu Soobin sempat menyentuh kening suami kecilnya.

Kalau disebut istri, pemuda ini akan marah. Lagipula memang tidak baik.

“Kakak bilang aja pulang sama istri, udah.”

“Gitu doang? Gak ada yang lain?”

Nada bicara Yeonjun terdengar skeptis, berbalik sedikit hingga membuat Loly terbangun dan menggaruk celana Yeonjun menggunakan cakar kecilnya.

"Kak, kata Bunda kalau udah nikah itu gak boleh deket deket sama cewek lain. Bukan muhrim."

Soobin tersenyum geli, mencubit ujung hidung Yeonjun gemas hingga membuat si empunya mengaduh kesakitan. Alisnya tertekuk samar, mencebik menyumpahi Soobin dalam hati. Tidak berani kalau bicara kasar secara langsung, Yeonjun masih waras untuk tidak membuat suaminya marah. Seram.

Happy MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang