50

1.2K 57 5
                                    

Soobin benar-benar sengaja membuat yeonjun kesal. Kening lelaki manis itu menekuk samar, kakinya saling mengentak dan memukul bahu sang suami main-main.

“Cepetan pake baju-nya!”

“Pakein.” dia berujar ringan dengan senyuman manis yang justru terlihat menyeramkan dimata yeonjun. Menghela napas jenuh, pada akhirnya yang lebih muda mengalah.

“Harusnya 'kan kita berangkat jam 7, lihat! Sekarang udah jam 8 gara-gara Mas soobin ngaret!” mencebik lirih, bibir ranum yeonjun tampak mengerucut lucu dengan pipi menggembung bagai tupai.

Jemari tangannya sibuk memasang kancing kemeja namun tetap menggerutu hingga membuat soobin gemas dan mengecup bibirnya berulang kali. “Jangan marah-marah, nanti Mas makan, mau?”

“Ish! Junnie usir dari rumah mau!? Biar Mas soobin jadi gembel kayak di tv-tv itu!” ancamnya dengan mimik wajah serius, telak menghadirkan gelak tawa dari yang bersangkutan.

Satu tangan soobin menarik pinggang ramping yeonjun lembut, lantas menggigit pipinya hingga membuat si empunya memekik tak terima. “Istri-nya siapa sih? Gemes banget.”

“Bukan istri tapi suami dih!”

Mengangguk pasrah, pelukan soobin kian mengerat sembari merapihkan poni depan yeonjun hati-hati. Senyuman lembut dia terbit, terus memindai profil wajah yeonjun dalam diam. “Mau bikin adik buat Yeonie sama Soojun gak?”

“Gak mau capek, emangnya ngelahirin sama ngasuh anak itu gampang!”

“Kan ada Mas yang bantuin kamu, kita bikin lagi adik laki-laki buat mereka. Biar Yeonie ada yang jagain juga.” timpal soobin dengan nada membujuk.

Yeonjun berpikir, ingin menjawab tidak namun perkataan soobin entah bagaimana sukses membuat dia ragu dan menganggukkan kepala tanpa sadar. “Tapi jangan sekarang—ah!”

“Piknik nya besok aja ya? Kita buat
adiknya sekarang.” Menggosok ceruk
leher yeonjun dengan ujung hidung, iris hitam soobin tampak berkilat samar selagi mengusap garis punggung yeonjun dari balik pakaian.

Seharusnya rencana dia berhasil,
tapi gedoran dan teriakan cempreng dari luar pintu justru menghalangi niatan hati serta birahi kotornya untuk berbuat lebih.

“AYAH BUKA PINTUNYA~?” Suara
Soojun yang paling keras sebelum
disusul oleh teriakan halus Sooyeon. “BUNDA AYO PIKNIK~!”

Mendengus kasar, kesabaran soobin lagi-lagi dipertanyakan sebelum menekan perasaan dongkolnya dengan susah payah.

Selalu saja gagal, bahkan saat dimalam hari kegiatan sakral mereka akan selalu terganggu oleh permintaan si kembar yang ingin tidur bersama seraya dibacakan buku dongeng. “Mas soobin marah?”

Mengulas senyuman hangat, pipi tirus yeonjun diusap lembut oleh soobin. “Mas gak marah, ayo berangkat, kasian anak-anak udah nunggu.”

“Uhm.”

“Adek.” Yang disebut namanya menoleh.

“Kalau kamu capek bilang aja sama Mas, jangan ditanggung sendiri. Kamu kurusan, Mas gak suka.”

.

.

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Happy MarriageWhere stories live. Discover now