Mungkin memang benar perkataan Ibunya dulu, bahwa saat beliau mengandung, perhatian sang Ayah akan semakin menggila nyaris mendekati istilah over protektif.

"Kamu duduk dulu, jangan banyak gerak."

Dan hal itu sungguh terjadi pada kondisi jiwa soobin. Sifat over protektif nya keluar, menahan yeonjun dengan segala aturan dan melimpahi dirinya dengan semua perhatian bagaikan seorang pecinta ulung.

Antara senang dan jengkel, yeonjun tidak tahu harus bereaksi seperti apa untuk menanggapi perubahan sikap soobin.

"Junnie haus, mau ngambil minum."

"Kamu mau minum? Tunggu sebentar, biar Mas yang ambilin." Pria itu segera beranjak tampak berjalan tergesa-gesa guna memenuhi keinginan si kecil.

Hei, soobin hanya ingin menjadi suami siap siaga untuk pasangannya. Dia tidak mau kalau nanti terjadi sesuatu yang buruk menimpa bocah manis tersebut.

Itu tidak berlebihan, oke.

"Lho, den yeonjun mau kemana?"

"Nyari Loly, dia kabur lagi."

Akhir-akhir ini kucing hasil pungutan yeonjun selalu kabur entah mencari
apa. Mungkin dia sudah menemukan si pejantan untuk diajak kawin tapi ayolah, yeonjun benar-benar tidak
mau kucing kesayangannya ikut mengandung, menghasilan segelintir buntalan kapas.

"Tapi kata Den soobin tadi—"

"Kamu mau kemana lagi? Kan tadi udah Mas suruh duduk!"

Debar jantung yeonjun tersentak
kaget, menatap ngeri wajah marah bercampur cemas soobin yang sedang mendekat, membawa segelas air putih.

"J-junnie cuman mau keluar sebentar, nyari Loly."

"Biar mas yang cari, kamu diem aja di rumah."

Ingin membantah namun urung begitu kepergian soobin sudah lebih dulu menjawab, mendahului keinginan tertunda yeonjun.

Ugh, dia sungguh bosan berdiam diri di dalam rumah selama berhari-hari. Yeonjun ingin jalan-jalan, menghirup udara segar pun bercengkrama bersama para tetangga.

Tapi bukan ibu-ibu tukang gosip, yeonjun paling anti bertingkap seperti itu. 

Menggelikan.

"Hah."

Sudahlah.

.

.

.

Reaksi pertama yang ditunjukkan oleh orang tua yeonjun dan soobin selepas mendapat kabar baik perihal kehamilan si manis adalah berteriak mengucapkan puji syukur. Para ibu menangis bahagia, sedangkan para Ayah mengangguk-ngangguk tanda bangga.

Lalu Beomgyu adalah pihak yang paling heboh.

Pemuda itu terus berteriak nyaring, menyerukan kepada semua orang bahwa Choi Yeonjun bisa hamil ya itu semua berkat ilmu sesat kebanggaan Beomgyu.

Bel rumah di bunyikan berulang kali, sejeong dan hanna tetap sabar menunggu sahutan dari si empunya.

Lain lagi dengan Beomgyu beserta stok kesabaran tipisnya.

"ASSALAMU'ALAIKUM! WOY, BANG YEONJUN BAYAR HUTANG LO ANJIR!"

Plak

"Sembarangan aja kalau ngomong. Salam yang bener!" Kepala Beomgyu di geplak oleh sejeong. Tidak sakit sih, tapi sudah cukup untuk membuatnya malu karena diperhatikan oleh sang pujaan hati, Taehyun.

Happy MarriageWhere stories live. Discover now