30

1.3K 101 7
                                    

“Lagi nonton apa?”

“Nonton drama.” yeonjun berbaring tengkurap dengan rambut basah yang belum sepenuhnya kering. Mata dia fokus pada layar laptop, berjengit kaget saat kecupan ringan mendarat tanpa permisi.

“Capek ya?”

“Gapapa, itu juga kemauan junnie.”

Soobin tersenyum lembut, mengambil handuk di tangan si manis dan menggosok surai hitam dia secara perlahan sebelum berujar jujur. “Mas gak suka waktu lihat mark tadi pagi.”

Sebelah alis yeonjun terangkat heran. “Kenapa gak suka? Sekalipun mark punya perasaan lebih buat junnie tapi hati junnie cuman buat mas soobin seorang kok.”

Dia tidak se-bodoh itu sampai tidak menyadari perasaan mark. Yeonjun tahu semuanya, dia terlampau peka untuk ukuran remaja polos yang masih amatir soal percintaan.

“Cuman buat mas? Gak ada yang lain?”

“Mas soobin gak percaya?”

Pria bersurai gelap itu menggeleng main-main, mendekatkan wajah mereka berdua hingga ujung hidung bersentuhan lekat. “Mas gak percaya, coba cium dulu sini.”

Chup

“Udah percaya 'kan?”

Tawa cerah soobin mengudara seketika, mata hitam dia berpendar teduh. Merangkul bahu yeonjun menggunakan tangan kanan lalu mengusak surai halusnya gemas.

“Suami kecil kesayangan Mas.” 

“Mas juga suami kesayangan junnie, mau peluk”

Memenuhi keinginan yeonjun, pelukan hangat soobin dapat dia rasa
pada hitungan detik berikutnya. Masing-masing senyuman dari keturunan adam tersebut terulas. Memuja dalam hati tanpa harus mengutarakan lewat kata.

“Udah dulu peluknya, junnie masih mau nonton.”

Layar laptop yang sempat terlupakan kini kembali menarik atensi yeonjun. Fokus dia sepenuhnya dituangkan menyaksikan setiap adegan manis hingga sedih. Total cuek akan eksistensi soobin disamping kirinya.

“Drama tentang apa?”

“Cinta beda negara.”

“Terus?”

“Aktor-nya ganteng ya.” 

Huh?

Garis pandang soobin jatuh memindai penampilan aktor pria yang baru
saja yeonjun puji, alis dia bertaut halus. Menyugar poni depan sendiri
dengan wajah pongah serta seringai meremehkan. “Mas lebih ganteng daripada, siapa namanya?”

“Calon imam.” jawab yeonjun jenaka disertai kerlingan jahil.

Soobin berdengung kesal, menjentik kening yeonjun main-main sembari mencerca tegas. “Kamu mau selingkuh dari Mas, hm?”

“Kenapa? Gak boleh?”

“Boleh kok...” soobin terkekeh geli disela-sela ucapan terhenti “... Kamu boleh sayang sama orang lain tapi orang itu harus anak kita, ngerti?”

Pipi yeonjun merona lucu, mengangguk malu-malu sebelum menelusup pada ceruk leher soobin tiba-tiba. “Curang, junnie jadi degdegan.” Ia berbisik lirih nyaris tak terdengar.

“Gara-gara mas ya?”

“Iya.”

Tawanya lagi-lagi terdengar memenuhi seisi kamar lantas mengecup pipi yeonjun berkali-kali hingga membuat si pemilik merengut sebal berhiaskan pipi merona hebat. Dia malu, benar-benar malu.

Happy MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang