26

1.3K 103 6
                                    

Soobin sakit.

Sepulang sekolah, tepat saat yeonjun tengah memeluknya, suhu tubuh pria itu terasa begitu panas.

Yeonjun tentu saja langsung panik, ingin menggantikan soobin menyetir tapi tidak bisa. Terlebih dia masih di bawah umur, bisa gawat kalau nanti di tilang polisi.

Melihat kecemasan si kecil mau tak mau menghadirkan kehangatan tersendiri di dalam hati soobin.

Pria bermanik gelap itu terkekeh geli, mengusap kepala yeonjun penuh kasih sayang dan menyakinkan suami kecilnya bahwa dia baik-baik saja. Hanya sedikit kelelahan karena pekerjaan menumpuk.

Walau sudah mengatakan hal tersebut, yeonjun tidak lantas percaya. Dia sangat yakin kalau soobin sakit gara-gara tragedi hujan kemarin.

Bi yuri juga belum pulang, paling-paling lusa sore beliau baru akan kembali mengurus segala kebutuhan mereka. Yeonjun terus diam tampak berpikir keras sepanjang perjalanan.

“Mas langsung istirahat ya, nanti biar junnie buatin sup.”semoga bisa.

Yang diberi perintah hanya mengangguk pasrah, berjalan ke arah kamar dan berbaring lemas tanpa tenaga berarti. Perasaan yeonjun jadi semakin cemas, kemudian buru-buru berlari menuju dapur.

Dia harus bisa membuat sup!

.

.

.

Atau mungkin memang tidak bisa.

Tangan yeonjun sejak tadi terus gemetar, berusaha keras memotong wortel seperti petunjuk dari resep. Keadaan dapur total kacau seperti kapal pecah, sulit bagi dia untuk membedakan antara garam dan gula.

Bahkan cara memotong daging ayam saja dia tidak tahu. Ck!

“Oke, terus sekarang harus gimana?” Rebus dulu ayam nya?

Yeonjun meringis kecil lalu mengangkat potongan ayam yang tidak bisa di bilang rapih ke dalam panci berisi air mendidih.

Urutannya tidak salah 'kan? Bagaimana kalau soobin keracunan? Semoga saja tidak.

Mengusap keringat di dahi, remaja tanggung bersurai gelap tersebut berdiri gugup selagi menunggu ayamnya empuk.

Sekarang wortel? Apa langsung di masukkan semua?

Mengikuti insting abal-abalan, potongan wortel sudah berhasil masuk disusul kembang kol, seledri dan sayuran lain.

Bola mata dia bergulir gelisah lalu kembali membaca buku resep entah untuk keberapa kali sembari merapalkan doa dalam hati. Garam dan bubuk merica.

Hoo, kira-kira berapa sendok, huh? Apa dua sendok cukup?

Ugh, sendok sayurnya yang mana?

Pasrah bercampur kesal, yeonjun memasukkan beberapa sendok garam sesuai selera. Pikirnya semakin banyak semakin baik.😌

Terlebih berani mencoba itu keren. 
.

.

.

Entah perasaan soobin saja atau memang senyuman lebar yeonjun terlihat lebih menakutkan.

“Kamu masak?” Ada sedikit keganjilan pada nada bicara soobin. Kaget mungkin.

Yeonjun mengangguk penuh semangat, memamerkan hasil kerja keras barusan pada soobin yang kini duduk bersandar pada kepala ranjang. “junnie buat sendiri, pake cinta dan doa. Cobain ya.”

“Sini, mas pengen disuapin.”

Yeonjun cengegesan polos, duduk disamping soobin dan mulai menyuapinya dengan sepenuh hati. Yang lebih tua hanya terkekeh gemas, kemudian terdiam sesaat hingga mengejutkan si manis.

Happy MarriageWhere stories live. Discover now