11

1.5K 160 3
                                    

Yeonjun penasaran, kepo luar biasa tapi tidak berani bertanya. Sebut saja takut.

Gara gara obrolannya dengan Beomgyu sebelum tidur, otak payah Yeonjun malah merespons secepat kilat dan membayangkan sesuatu di luar batas norma kesopanan. Soobin sendiri sudah berdengung keheranan kala menatap wajah memerah Yeonjun.

Sedetik menggeleng, sedetik kemudian menggeram frustasi.

“Kenapa?”

Yeonjun berjengit kaget, duduk menjauh tanpa sadar dengan wajah yang kian memerah. Tangannya gemetar halus, meremat selimut tebal yang menutupi perut hingga kusut tak berbentuk.

Sial!

Seharusnya tadi Yeonjun menolak ajakan mengobrol dari Beomgyu.

“Bang, gue serius. Gimana malam pertamanya?”

Saat itu Beomgyu bertanya tanpa difilter terlebih dahulu. Yeonjun melotot horor, hampir saja menggeplak kepala adiknya menggunakan tutup panci.

“Gak ada malam pertama. Otak lo gak bisa dibersihin sedikit apa?”

“Gak bisa, gue kepoan orangnya. Cerita dong bang, masa 3 minggu nikah lo gak pernah naena? Hah, jangan bilang lo gak tahu caranya, ya?”

“T-tahu, kok!”

“Halah, gak mungkin. Nih ya bang, sebagai seorang istri maaf, maksud gue suami. Seharusnya lo itu nuntasin kewajiban lahir dan batin. Kasian bang Soobin cuman dikasih kewajiban lahir doang mah!”

Laknat, 'kan?

Seenaknya saja kalau bicara, Yeonjun jadi kepikiran sampai sekarang. Lagipula dia memang tidak pernah tahu bagaimana caranya berhubungan khusus untuk laki laki. Ribet mungkin.

“Junnie.” / “Kak.”

Keduanya memanggil secara bersamaan, Soobin terkekeh geli. Mempersilahkan Yeonjun untuk berbicara lebih dulu.

Entah karena efek terlalu mengantuk atau otak Yeonjun yang kelewat polos plus kepo, pertanyaan mengejutkannya terlontar begitu saja hingga membuat Soobin membeku tak percaya disertai rona merah di kedua pipi dan telinga.

“Kak, kalau buat laki laki cara ngelakuin ‘itu’ nya gimana?”

Soobin terbatuk batuk, mencoba menenangkan rasa shock di dalam hati tanpa mau menatap wajah manis Yeonjun. Takut kelepasan.

“Junnie, kamu ngigau ya? A-ayo tidur, ini udah malem.”

“Tapi Beomgyu bilang, Junnie harus nuntasin kewajiban lahir dan batin buat Kak Soobin.”

Wajah Soobin masih terlihat merona meskipun tidak sepekat sebelumnya. Jakun dia bergerak naik turun karena perasaan gelisah, pembicaraan ini terlalu sensitif dan intim?

“Junnie, soal kewajiban lahir batin itu bisa dilakuin kapan aja. Gak harus terburu buru, kita bisa belajar pelan pelan nanti.”

Kepala Yeonjun mendongak setelah itu berbaring miring dan memainkan kaus depan Soobin disertai perasaan bimbang. “Belajarnya darimana?”

"... Film atau buku? 'Kan kata kamu kalau nggak paham sama sesuatu bisa tanya mbah google. Lagian umur kamu juga masih 17 tahun, tunggu sampai dewasa aja ya.”

“Junnie otw 18 tahun.”

“Sama aja Junnie, nanti tunggu usia kamu 20 tahun dulu.”

Yeonjun menggigit bibir bawahnya kelu kemudian mengangguk paham sembari tersenyum manis. Memperlihatkan baris gigi putihnya kepada yang lebih tua. Perasaan Yeonjun menjadi lebih nyaman dan lapang setelah membicarakan masalah ini dengan Soobin.

Happy MarriageМесто, где живут истории. Откройте их для себя