29

1.3K 97 17
                                    

Deru napas yeonjun memburu cepat dengan rona merah tipis pada kedua tulang pipi. Tangan dia terulur gemetar, mencoba menahan dada bidang sang suami yang kian menghimpit.

“Nngh, jangan di sofa!” Kepala yeonjun berpaling menghindari pangutan soobin. Jemari kaki dia sontak menekuk tanda gelisah sembari menggeliat berkali-kali. Pikiran yeonjun total pecah karena sentuhan intim soobin, meskipun begitu dia tetap menyukainya.

“Mas.”

“Jangan nolak, kemarin kamu yang minta 'kan?” Suara serak soobin terdengar sangat dekat lantas menengadah terkejut ketika benda lunak tak bertulang membasahi garis leher pelan-pelan.

Si pelaku hanya terkekeh puas, mengecup bahu sempit yeonjun lalu merambat turun dan menjilat pucuk dada remaja tanggung tersebut untuk dihisap berulang kali. Mulut dia terbuka sesaat, meremat surai halus soobin sebagai ganti kenikmatan selagi mengerang tanpa tahu malu.

“Nanti ahh, sofanya kotor!”

“Biarin tinggal beli yang baru, buka  kaki kamu!” 

Yeonjun merengek lirih sebelum menutup rapat kedua tungkai kaki malu. Mata dia bergulir gusar, berjengit kaget kala tamparan pada paha dalam dia dapat dari si pria.

Sakit.

“M-mas.” rengekan lirih terlontar disertai liguid bening pada pelupuk mata tersebut. soobin menggeram gemas, menarik sebelah kaki yeonjun agar mendekat guna mengukungnya lebih leluasa.

“Adek mau mas hukum?”

“Nggak mau.”

“Kalau gitu jadi anak baik, buka kaki kamu.”

Ragu, kedua kaki jenjang yeonjun secara perlahan mulai terbuka, menyajikan pemandangan terbaik bagi sang suami. Telak, seringai soobin terulas sempurna sebelum mengusap juga memeta paha dalam tersebut seksama.

Iris hitam dia menggelap menahan bisikan setan, lalu mengecup dan menggigit guna memberikan tanda kepemilikan. “Kamu punya mas, semua yang ada di dalam diri kamu cuman punya mas. Bukan orang lain apalagi mark.”

“M-mas.”

“Jangan pernah kasih senyuman kamu buat siapapun kecuali buat mas, jangan terlalu deket sama siapapun kecuali sama mas dan jangan pernah lihat pria lain selain mas, ngerti?”

Tergugu sejenak, kilatan jenaka hadir dalam iris hazel yeonjun. Sudut bibir dia tertarik membentuk senyuman manis, setelah itu mendorong bahu soobin sekuat tenaga hingga duduk diatas paha kokoh kelewat cepat.

“Adek tahu kok.” Kedua tangan ramping yeonjun memeluk leher soobin tiba-tiba. Kelopak mata dia setengah bergetar dengan binar sayu. Tampak menggoda sang suami dengan bergerak konstan, menggesek pantat sintal kesana-kemari.

Bocah ini jadi semakin pintar menggoda, entah ilmu seperti apa yang sudah beomgyu berikan.

“Junnie mau nyobain diatas, boleh?”

“Kamu bisa?”

“Bisa, kalau nanti gak bisa 'kan ada mas soobin yang ngajarin.”

Pria itu terkekeh geli, duduk bersandar pada sofa seraya memeluk pinggang ramping yeonjun tanpa niat menginterupsi. “Coba gerak, mas mau lihat.”

Merenggut sebentar, iris hazel yeonjun bergulir memindai penampilan soobin yang masih lengkap berpakaian sedangkan dirinya sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.

Tidak adil.

“Mas...” ucapan yeonjun terhenti sebentar. “... Adek boleh main sama ini sebentar?”

Happy MarriageUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum