34

1.4K 117 9
                                    

Ada satu peraturan khusus yang mengikat kelas yeonjun, yaitu setiap 3 bulan sekali tempat duduk mereka akan digulir alias berpindah tempat.

Dulu yeonjun duduk dengan hyunjin sekarang dia duduk dengan hueningkai. Di baris kedua, bangku bagian tengah. Soobin sebenarnya tahu soal peraturan yang di buat oleh wali kelas yeonjun, hal itu dimaksudkan agar setiap murid bisa berinteraksi dan akur secara keseluruhan tanpa harus membentuk geng di setiap pertemanan.

Tapi untuk kali, rasa-rasanya pandangan soobin mulai terganggu setiap kali melihat bahu yeonjun dirangkul kelewat akrab oleh pemuda bernama hueningkai tersebut.

Mata dia menajam, menggenggam spidol lebih erat dan nyaris melempar buku paket di tangan guna melampiaskan emosi.

“Jun, kok bulu kuduk gue merinding ya? Kayak ada yang nyumpahin gue sial.” hueningkai berbisik takut-takut, menempel lebih dekat pada yeonjun dan mengulas cengiran konyol saat cibiran menghina lolos dari belah bibir si manis.

“Geseran dikit bego!”

“Gak mau ah, lo anget.”

Kurang ajar.

Bersiap melontarkan hinaan, pipi kiri yeonjun dicubit tiba-tiba dengan kekehan gemas.

“Kok, gue ngerasa lo jadi tambah gendutan ya? Makin gede aja nih pipi. Kayak bakpao hahaha~”

Bugh

Aduh!

Hueningkai meringis lalu mengusap sisi kepala yang baru saja mendapat lemparan manis berupa penghapus whiteboard.

Tidak usah bertanya pelakunya siapa karena hueningkai tidak berani melawan.

“Kamu duduk yang bener. Jangan dempetan kayak gitu dan jangan ngobrol dikelas!” Suara rendah soobin menggelegar sembari menunjuk wajah hueningkai mengerikan.

Alis dia menukik dalam lantas berjalan menghampiri untuk menggeser kursi mereka berdua hingga berjauhan.

“Duduk diam atau saya kurangi nilai kamu jadi nol!”

Yeonjun berdengung gugup, antara ingin menertawakan juga takut dengan amarah soobin. Dia sadar pria ini mempunyai sikap posesif yang cukup berat.

Bahkan saat yeonjun mengobrol lama dengan hyunjin saja, terkadang soobin akan sering memperhatikan sembari mengetuk-ngetuk meja seolah sedang menghitung waktu yang dihabiskan yeonjun ketika mereka sedang mengobrol.

Yeonjun meraih potongan kertas yang ada di dekat buku. Kemudian menulis beberapa patah kata begitu hueningkai dan murid lain sedang sibuk mengisi soal.

Kertas tadi dia lipat hingga menjadi kecil, setelah itu menyelipkan diantara telapak tangan soobin saat pria itu berjalan melewati bangkunya.

Tidak ada yang tahu. Tentu saja.

Soobin sendiri hanya mengangkat sebelah alis heran. Menatap senyuman yeonjun penuh tanda tanya kemudian membaca tulisan milik si manis sembari membelakangi para murid.

Relax Daday, i'm yours and you're mine. okay?

Jantung dia mencelos sesaat dengan debaran hebat. Kemudian memilih berdeham lirih dan menyimpan kertas tadi ke dalam saku celana.

Hyunjin memperhatikan diam-diam, melirik senyuman merekah yeonjun dari bangku belakang sebelum mendengus dan mencebik tanpa suara.

'Dasar bucin tidak sadar tempat!'

“Jun, lo kerasukan?” hueningkai yang mulai menyadari perilaku aneh teman sebangkunya segera bertanya dengan cicitan takut.

Dia merasa aneh karena sejak tadi yeonjun terus tersenyum seperti orang gila.

Happy MarriageOnde histórias criam vida. Descubra agora