Asrama Putra.

255K 12.6K 200
                                    

"Ada apa? kenapa disini hm?" tanya Gus Rayyan lembut, padahal dirinya hampir meneriaki orang yang berani memasuki kamarnya, tapi ia urungkan karena orang itu adalah istrinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa? kenapa disini hm?" tanya Gus Rayyan lembut, padahal dirinya hampir meneriaki orang yang berani memasuki kamarnya, tapi ia urungkan karena orang itu adalah istrinya sendiri.

Ya kemarin dirinya sempat shock mengetahui kebenaran tentang Ayra yang merupakan istrinya, dan Kafka menyarankan untuk tidak terlalu keras pada Ayra dan Gus Rayyan akan mencoba itu.

"Emm i-itu gus disuruh umma bersihin kamar Gus Ray." balas Ayra terbata karena keadaan jantungnya yang tiba-tiba konser berada sedekat ini dengan Gus Rayyan.

Ayra juga tidak tahu, kemana dirinya yang bar-bar? karena setiap berdekatan dengan Gus Rayyan tubuhnya akan terasa kaku.

"Kamar saya udah bersih, gimana kalau kamu setoran hukuman aja sekarang?"

"Gak bisa gitu dong gus, itu mengurangi perjanjian namanya." nah kan kalo udah bahas hukuman auto ngegas Ayra.

"Jangan bilang kamu belum mulai menghafal?" ujar Gus Rayyan menunduk menatap Ayra karena dirinya yang jauh lebih tinggi.

Ayra yang ditatap seperti itu menahan nafas.

"Nafas Ayra." ujar Gus Rayyan meniup muka Ayra membuat Ayra tersentak kaget.

"G-gus saya lupa cucian saya belum saya jemur, saya permisi, assalamualaikum." ujar Ayra gugup berlari pergi dan menutup pintu kasar.

Brakkk!

"Wa'alaikumussalam." balas Gus Rayyan tersenyum melihat kepergian Ayra.

"Lucu." batinnya.

"Gilaaa jantung gue pindah tempat kayaknya." ujar Ayra mengelus dadanya setelah keluar dari ndalem.

"Huh tenang Ayra tenang." ujarnya lagi menarik nafas kemudian membuangnya pelan.

"Ganteng." lanjut Ayra sembari senyum-senyum sendiri.

"Gila lo?" ucap Amel yang tiba-tiba berhenti depan Ayra.

"Enak aja ngatain gue gila, lo kali yang gila."

"Lo?!" geram Amel menunjuk Ayra.

"Apa? mau gelud? gue jabanin." balas Ayra mengambil ancang-ancang.

Amel yang melihat itu geram dan mengingat kelakuan Ayra yang sangat berani padanya, padahal semua santri tidak ada yang berani melawan omongannya, tapi Ayra?

"Rasain." ujar Amel menjambak krudung yang Ayra pakai.

Ayra yang diperlakukan seperti itu jelas tidak terima, dirinya menarik krudung yang Amel pakai secara brutal, menjadikan keduanya sebagai tontonan diarea asrama putri.

"STOP!! APA-APAAN KALIAN HAH?" teriak Ustadzah Salwa melerai.

Keduanya yang mendengar teriakan Ustadzah Salwa pun menghentikan tingkahnya.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang