Demam.

263K 13.1K 240
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Dibawah langit cakrawala senja, angin berdesir seakan mati rasa bagi Ayra yang kini sedang berlari sekuat tenaga menuju kembali ke pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibawah langit cakrawala senja, angin berdesir seakan mati rasa bagi Ayra yang kini sedang berlari sekuat tenaga menuju kembali ke pesantren.

"Astagaa capek banget gue." keluhnya ketika ia sampai didepan gerbang belakang pesantren.

"Hah semoga aman." ujar Ayra di sela nafasnya kemudian memanjat gerbang belakang pesantren.

Bruukk!

"Ekhem." deheman seseorang membuat Ayra mendongak ke atas.

Deg.

"Aishh kenapa Gus Rayyan ada dimana-mana sih." batin Ayra kesal sembari memejamkan matanya.

"Dari mana?" ujar Gus Rayyan tegas menyadarkan Ayra.

Ayra berdiri dengan cengiran khasnya.

"Hehe gus ngapain disini? udah mau maghrib ayo gus ke masjid nanti telat loh." ujar Ayra mengalihkan pembicaraan.

"Sepertinya saya harus kasih hukuman extra buat kamu Zhafira Ayrania." ujar Gus Rayyan dengan penuh penekanan.

"Paling hukumannya hafalan kayak biasa kan gus?"

"Bukan."

"Terus hukuman apa dong?"

"Hukuman sembilan bulan, biar kamu jera."

"Ha? hukuman sembilan bulan itu hukuman apa gus?" beo Ayra yang tidak paham.

Gus Rayyan tidak menanggapi pertanyaan Ayra, rasa khawatirnya perlahan mereda, Gus Rayyan menghela nafas kemudian membuangnya pelan.

"Dari mana aja kamu?" ujarnya mengalihkan pembicaraan.

"Hehe cari angin bentar gus." balas Ayra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kenapa harus kabur? kenapa gak izin dulu?"

"Emm a-anu gus—"

"Ikut saya." balas Gus Rayyan memotong ucapan Ayra.

Ayra membuang nafas pasrah kemudian mengikuti Gus Rayyan dari belakang.

"Kok kesini sih gus?" ujar Ayra yang kini berada di kamar mandi masjid.

"Ba'da maghrib bersihin semua kamar mandi sampai bersih, itu hukuman buat kamu."

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang