Epidural Hematoma.

135K 7.4K 848
                                    

Kedatangan keluarga Rayyan membuat Haikal dan Luna ikut terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedatangan keluarga Rayyan membuat Haikal dan Luna ikut terkejut. Pasalnya, mereka sangat tidak enak hati karena telah merahasiakan keadaan menantunya. Namun, dari semua rasa keterkejutan itu, hanya satu yang menganggu pikiran Haikal, yaitu kondisi kesehatan Rayyan saat ini.

Haikal tersadar dari lamunannya begitu mendapat tepukan pelan di bahu kanannya oleh Abah Umar. Saat ini, keduanya memilih menepi di teras rumah di tengah mereka yang sedang berkumpul di ruang keluarga.  

"Apa yang antum pikirkan?" Abah menjeda ucapannya. "Apa itu tentang Rayyan?"

Haikal menghela nafasnya.
"Apa antum tahu tentang itu?" 

Abah menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Haikal.

"Tapi, sejak kecil, Rayyan tidak pandai berbohong. Bahkan, jika dia berusaha menutupinya, dia tidak akan mampu dan pada akhirnya akan membicarakan kebenarannya."

"Apa yang sebenarnya terjadi?" lanjut Abah, jujur, dibalik ketenangannya, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Rayyan.

"Dokter mendiagnosa Rayyan mengidap gangguan Epidural Hematoma." balas Haikal, ia ingkar pada Rayyan untuk tidak memberitahu hal ini pada siapapun.

PRANG!

Dengan detik jantung yang berdetak kencang, Ayra berusaha untuk mencerna apa yang baru saja ia dengar. Dua cangkir yang akan ia hidangkan untuk dua ayahnya jatuh begitu saja begitu mendengar kenyataan pahit tentang suaminya.

Sedang, Haikal yang melihat putrinya itu terkejut, sepertinya ia telah melakukan kesalahan besar kali ini. Begitu juga dengan Abah, ia terus melantunkan kalimat istighfar dalam hatinya ketika mengetahui kondisi Rayyan yang sebenarnya.

"Ayah, apa maksudnya?" tanya Ayra, mencoba untuk tetap tenang.

Haikal yang akan menjawab pertanyaan Ayra ia urungkan begitu melihat istri dan juga Umma Maryam keluar rumah. Ayra mengalihkan tatapannya pada semua orang yang ada di sana, dahinya mengernyit karena tidak menemukan suaminya diantara keluarganya.

"Umma, dimana Mas Ray?" tanya Ayra, mengingat suaminya tadi duduk bersama dengan ibunya.

"Suamimu tadi izin ke kamar, Nduk." balas Umma, meskipun ia sangat bingung dengan sesuatu yang sedang terjadi.

Mendengar itu, Ayra beranjak dari tempatnya, bergegas menghampiri Rayyan untuk menanyakan kebenarannya. 

Melihat menantunya yang terlihat panik, Umma mengalihkan tatapannya pada suaminya.
"Abah, sebenarnya apa yang terjadi?"

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang