Rumah kita.

258K 12.6K 234
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

"Assalamualaikum, Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum, Mas." ujar Ayra dalam pelukan suaminya.

"Wa'alaikumussalam sayang." balas Gus Rayyan mengecup ubun-ubun Ayra.

"Mas manggil aku?" 

Gus Rayyan mengangguk. "Ayo ikut mas." ujar Gus Rayyan yang tiba-tiba menggendong Ayra ala koala membuat istrinya itu terpekik kaget.

"Ehh ehh mau kemana?" balas Ayra yang seketika mengalungkan tangannya pada leher Gus Rayyan dengan erat.

"Ke rumah kita." balas Gus Rayyan yang sialnya Ayra tidak mendengar itu, wajah Gus Rayyan yang teramat dekat membuatnya tak bisa berpaling menatap suaminya. Gus Rayyan yang melihat itu terkekeh pelan dan mengecup bibir istrinya singkat membuat si empu tersadar dari lamunannya.

Cup.

"Kenapa diem hm?" ujar Gus Rayyan membuat Ayra malu hingga menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya.

"Kita udah sampai." ujar Gus Rayyan yang kini berada di depan pintu belakang rumahnya.

Ayra mendongak menatap sekitar. "Ini rumah siapa?"

"Rumah kita." balas Gus Rayyan membuat dahi Ayra mengeryit. "Maksudnya?"

"Ini rumah mas, dan itu artinya ini rumah kamu juga, rumah kita."

"Tapi kok aku gak pernah lihat rumah ini?"

"Rumahnya cuma ada dua jalur, Sayang. Jalur satu dari asrama putra, dan jalur dua dari belakang ndalem."

Ayra mengangguk paham. "Jadi, ini pintu belakang?"

Gus Rayyan mengangguk. "Karena kalau lewat depan pasti masih banyak santri yang lewat dan Mas nggak mau kalau kamu dilihatin banyak ikhwan."

"Ikhwan?" beo Ayra.

"Ikhwan itu bentuk jamak dari kata akhi, yang memiliki arti; saudara laki-laki atau muslim laki-laki. Sedangkan ikhwan sendiri bentuk jamak yang artinya lebih dari satu orang, misalnya semua santri putra disini, nah itu bisa disebut dengan ikhwan."

"Berarti intinya mas gak mau kalo aku dilihatin sama seluruh santri putranya mas?" balas Ayra yang langsung mengerti penjelasan dari Gus Rayyan.

"Pinter, seratus buat kamu," balas Gus Rayyan yang lagi-lagi mengecup pipi Ayra.

Cup!

"Mas, ih, suka banget nyium aku."

"Emang Mas boleh nyium yang lain?" balas Gus Rayyan membuat Ayra menampar pelan lengan suaminya itu.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang