Wanita Bercadar.

200K 10.9K 901
                                    

Hal yang tak pernah Ayra lupakan ketika masuk ke dalam ruangan Rayyan adalah mengganti bunga yang setiap hari Ayra berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang tak pernah Ayra lupakan ketika masuk ke dalam ruangan Rayyan adalah mengganti bunga yang setiap hari Ayra berikan. Ayra merasa kosong sekarang, tidak ada lagi senyuman yang terbit dari bibir Rayyan yang dulu selalu setia menemani hari-harinya, tidak ada lagi ucapan ataupun tutur kata lembut dari cara Rayyan menasehatinya, Ayra merindukan itu semua.

Ayra menghela nafas, ia akan berusaha sabar menunggu Rayyan yang entah kapan akan membuka matanya kembali. Sebelah tangan Ayra terangkat mengelus pelan rambut hitam Rayyan yang semakin hari semakin bertambah panjang, Ayra tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan jejak di kening Rayyan dengan lembut. Sejak empat bulan yang lalu, umma dan abah serta Adel sudah kembali ke pesantren karena ada satu dan lain hal yang tidak bisa ditinggalkan, jadilah Ayra sendiri di sini. Hanya ada Haikal dan Luna serta ketiga sahabatnya yang sesekali akan datang berkunjung menemaninya di rumah sakit.

"Assalamualaikum, sayang. Aku kembali lagi, mas dengar aku nggak?" Ayra membawa tangan Rayyan yang dingin itu menyentuh perutnya.

"Anak kita sehat, dia tumbuh dengan baik di dalam sana. Kadang dia nendang nyari abba nya, tapi udah aku bilangin kalau abba nya lagi jadi pangeran tidur hehe." Ayra tersenyum menanggapi ucapannya sendiri.

"Hafalan aku udah banyak, Mas. Sembilan belas juz bil ghoib aku bisa, tapi dengan syarat kamu harus bangun dulu. Atau kamu mau coba masakan aku lagi?"

"Aku juga udah pinter masak loh, sekarang. Mas mau aku masakin apa? aku udah hafal semuanya nggak kayak dulu." Mata Ayra kembali memanas ketika ingatannya kembali pada saat pertama kali Rayyan mencoba masakannya, dimana masakan itu sangat asin, akan tetapi Rayyan tetap mau memakannya bahkan hampir saja makanan itu habis jikalau Ayra tidak segera merebutnya.

Ayra menghela nafas, ia berusaha menenangkan dirinya kembali.

"Aku pulang dulu, nanti aku balik lagi ke sini." Ayra meraih tangan Rayyan dan menyalaminya dengan takzim, kemudian ia berjalan ke arah arah pintu keluar setelah mengucapkan salam.

Tanpa Ayra sadari, perlahan tapi pasti air mata itu keluar dari sudut mata Rayyan yang masih setia memejamkan matanya.

***

"Assalamualaikum, boleh aku ikut duduk di sini?" Ayra mengalihkan perhatiannya pada seorang wanita bercadar yang saat ini berada di depannya.

Ayra tersenyum.

"Wa'alaikumussalam, dengan senang hati. Silakan, Kak."

Wanita itu tersenyum, kemudian turut duduk di samping Ayra yang saat ini berada di taman rumah sakit.

"Perkenalkan, nama aku Salma." Salma mengulurkan tangannya, Ayra pun menerima uluran tangan itu.

"Salam kenal, nama aku Ayrania. Panggil saja Ayra kalau kepanjangan."

Salma menganggukan kepala, kemudian keduanya saling melepaskan tangannya.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang