Tercyduk.

247K 12.1K 238
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Setelah keduanya mengikuti Ning Aizha, disinilah keduanya berada, di dalam masjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah keduanya mengikuti Ning Aizha, disinilah keduanya berada, di dalam masjid. Dimana  semua santri putra dan santri putri sedang mengkaji kitab yang dipimpin oleh Gus Rayyan.

Ayra yang melihat itu mengeryit, harusnya abah kan? kenapa jadi Mas Ray?

Kenapa di masjid? ya keduanya dihukum untuk tetap mengaji namun dalam keadaan berdiri di belakang semua santri, dipampang.

Awalnya Gus Rayyan biasa saja ketika Ning Aizha meminta izin untuk kedua santrinya yang bolos menjalani hukumannya, karena itu sudah menjadi hal biasa bagi semua santri. Tapi betapa terkejutnya ia ketika mendapati istrinya lah yang melanggar aturan (lagi).

"Itu yang berdiri, simak dan terjemahkan kitabnya dengan baik! setelah ini datang ke ruangan saya, fahimtuma?"

Keduanya dari jauh mengangguk. "Fahimna, gus."

"Baik saya jelaskan, tolong dengarkan baik-baik, Bismillahirrahmanirrahim." ujar Gus Rayyan memulai penjelasan pada santrinya.

"وَاَبُو نُعَيم..."
"Diriwayatkan oleh Imam Abu Nu'aim."

"مَن تَرَكَ الصَّلاَةَ مُتَعَمِّدًا..."
"Barangsiapa yang meninggalkan shalatnya secara sengaja."

"كَتَبَ اللّٰهُ اِسْمَهُ..."
"Maka Allah akan mencatat namanya."

"عَلَى بَابِ النَّارِ."
"Diatas pintu neraka."

Selanjutnya Gus Rayyan menjelaskan bab dan poin-poin tentang sholat, tak terasa 40 menit sudah Gus Rayyan menjelaskan keterangan kitabnya.

"Karena saya hanya menggantikan abah saya, jadi cukup sampai sini dulu penjelasnya."

"Saya tutup, akhirul kalam wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh."

"Buat antuma, saya tunggu di ruangan saya sekarang!" ujar Gus Rayyan pada Ayra dan Adel sebelum keluar dari masjid.

"Lo kenapa diem aja? tumben." ujar Adel melihat Ayra yang sedari tadi terdiam.

"Lo gak liat tatapan suami gue tadi? udah kayak mau makan hidup-hidup." bisik Ayra.

"Iya juga sih, gue aja sebenernya takut tadi."

"Emm ngomong-ngomong masalah suami, lo udah ekhem-ekhem belum?" lanjut Adel kepo.

Ayra menggeleng. "Belum."

"Lah waras lo?" balas Adel sedikit teriak membuat Ayra menampar lengan Adel.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang