Insomnia.

250K 12.6K 225
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

"Eh itu bukannya Ayra, ya?" ujar Maya melihat Ayra yang sedang berdiri di halaman masjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh itu bukannya Ayra, ya?" ujar Maya melihat Ayra yang sedang berdiri di halaman masjid.

"Lah iya ngapain tuh anak tiba-tiba disitu? ayo samperin." balas Adel kemudian ketiganya menghampiri Ayra.

"Heh bocah, lo ngapain disini?" ujar Adel membuat Ayra mendongak dan menghentikan sholawatnya.

"Gue lagi dihukum hehe." balasnya menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Pluk.

"Hobi banget lo dihukum." ujar Adel menimpuk Ayra dengan buku yang ia bawa.

"Ck KDP lo." balas Ayra membuat Adel mengeryit. "KDP apaan?"

"Kekerasan dalam pertemanan." balas Ayra membuat Adel memutar bola matanya malas.

"Gue kira lo kemana dari siang ngilang, eh taunya bikin masalah, kali ini dihukum siapa lagi?"

"Dihukum sama suammmmma—ya itu emm maksud gue sama sama." balas Ayra gugup yang hampir keceplosan menyebut suami.

"Hah? sama-sama gimana maksud lo?" balas Adel tak mengerti membuat Ayra berdekhem menetralkan kegugupannya.

"Ekhem sama sama itu ya sama,  sama kayak yang hukum gue kemarin maksudnya."

"Yang kemarin? Gus Rayyan maksud lo?"

"Nah iya maksud gue itu, Gus Rayyan." balas Ayra mengangguk-anggukkan kepalanya gugup.

"Lo kenapa sih? gak jelas banget dari tadi."

"Emang gue kenapa? gue gak papa kok."

"Kamu dihukum karena apa Ra?" timpal Farah mengalihkan pertanyaan Adel.

"Emm itu, apa ya gue jadi lupa." balas Ayra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh ya gue inget, gue dihukum karena ambil mangga lagi di pekarangan tadi siang." balas Ayra sekenanya.

"Tapi kan mangga nya gak lagi berbuah, Ra." balas Maya membuat Ayra meringis.

"M-maksud gue ambil daunnya." balas Ayra cepat, lagi-lagi ia merutuki ucapannya sendiri, ambil daun buat apa dodol?

"Emang mau buat apa Ra daunnya?" balas Maya lagi membuat Ayra memejamkan matanya, hatinya menyumpahserapahi temannya itu, kenapa dibahas sih? batinnya.

Adel yang sangat peka diantara kedua temannya pun menatap Ayra dengan tatapan penuh selidik. "Gabut banget lo nyampe nyolong daun?"

"Udah ah sana lo pada berangkat, ntar telat tau rasa lo pada." usir Ayra yang menghindari pertanyaan teman-temannya.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang