Bab 8 : Masalah Pertama

1.2K 53 1
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Sudah hampir 30 menit lebih mereka melihat lihat sekolah, sekarang keempat orang yang memiliki kesamaan satu sama lain berada di halaman belakang sekolah.

Setelah tadi mereka membeli banyak camilan di kantin, mereka berkumpul di halaman belakang sekolah. Katakan saja, mereka sedang piknik dadakan di sana.

Sambil memakan, Devi melirik Mellina dan Anton. "Oh iya. Aku liat liat muka kalian kaya bule? Kalian asli mana? Kaya bukan asli Indonesia" Tanya Devi.

Mellina menjawab. "Kita asli Indonesia kok. Yang bukan asli Indonesia orang tua kita".

"Oh. Emang orang tua kamu orang mana?" Tanya Deva.

"Papah asli Jerman. Mamah asli Australia" jawab Anton.

"Em pantes. Dikirain kalian bukan orang sini" ucap Deva.

"Bukan kok. Kita mah asli orang indonesia" ujar Mellina.

Setelah nya mereka pun terdiam. Sebetulnya Mellina cukup canggung dalam keadaan hening begini. Tapi mau bagaimana lagi, ia bukan tipe orang yang memulai pembicaraan lebih dulu. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya lah tersenyum canggung entah pada siapa.

Saat mereka tengah dilanda keheningan, tiba tiba mata Mellina menangkap jika salah satu Abang nya sedang berjalan entah akan pergi kemana. 

Mellina langsung menyenggol lengan Anton yang sedari tadi sibuk dengan makanan nya.

Anton pun menoleh dan menaikkan alis nya untuk bertanya ada apa. Mellina tidak menjawab tapi mata nya di arahkan kearah lain sebentar. Menyuruh Anton untuk melihat kearah yang ditunjuk Mellina. 

Anton menurut dan ketika wajah nya menoleh, mata nya terbelalak kaget. Dengan cepat Mellina dan Anton mengalihkan pandangan nya agar tidak bertatapan dengan Abang nya itu.

Tepat ketika Mellina dan Anton memalingkan wajah, Abang nya menatap kearah mereka. Ia pun berjalan bersama dengan teman nya. 

"Ngapain kalian disini? Kenapa nggak masuk kelas?" Tanya Levi yang sedang bersama teman OSIS yang lain.

Mellina dan Anton langsung mengutuk di dalam hati. "Sialan. Kenapa harus ketemu bang Levi sekarang sih" batin keduanya dengan wajah yang keruh untuk dilihat.

Deva dan Devi mendongak dan menjawab pertanyaan Levi.

"Ahh gini kak, anak kelas 10 dikasih jam kosong sampai pulang sama pak kepala sekolah. Dan karena kita nggak tau harus apa. Jadinya kita keliling sekolah terus karena nggak tau harus ngapain lagi setelah keliling sekolah, kita milih buat jajan terus piknik disini" jawab Devi.

"Ish ni anak, Napa harus piknik yang dibilang" batin Mellina.

"Hem" dehem Levi. Mata nya melirik kedua adiknya yang sedari tidak menatap nya. Ia sungguh heran kenapa adik kembar nya itu memalingkan wajah nya? Walaupun wajah adik adik nya tidak menatap nya tapi tangan mereka mencoba untuk mengambil beberapa snack untuk dimakan.

Mengabaikan mereka, salah satu teman Levi pun berujar. "Yaudah. Kalian lanjutin aja piknik nya. Kalo gitu kita pergi ya" ujar nya.

"Iya kak" ucap Deva dan Devi. 

Levi beserta kawan kawan nya pun mulai pergi. Sedangkan Deva dan Devi menatap kepergian Levi dengan wajah cengo.

"Wah aku baru liat ada wajah unreal" ucap Devi.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang