Happy Reading.....
©©©©©
"Semoga gue selamat sampe akhir"
Setelah memberanikan diri, Arthur mulai memasuki rumah hantu tersebut dengan langkah perlahan.
Saat masuk, dirinya sudah disuguhi dengan sebuah teriakan mengerikan hingga dirinya menutup mata erat. Bahkan tangan nya ia taruh di samping telinga nya untuk menghalang suara tersebut terdengar oleh nya.
Berjalan perlahan di belakang Mellina dan Raven dengan jarak yang cukup jauh. Arthur sesekali menoleh kesana sini melihat bagaimana menyeramkan tempat itu.
Ada jeruji besi dengan bekas darah, ada sebuah tengkorak utuh yang seperti sedang lesehan di jeruji tersebut. Dan masih banyak hal menyeramkan lain nya.
Karena dirinya sadar diri bahwa ia penakut. Ia pun bernyanyi dengan lirih.
Naik kereta api Tut Tut Tut
Siapa hendak turut
Ke Bandung Surabaya
Marilah naik dengan percuma
AHHHH
Saat melewati sebuah belokan, dirinya dikageti oleh seorang pria berbadan tinggi dengan wajah yang menyeramkan. Dibuat seperti mulut nya robek hingga telinga, sebuah sayatan di mata nya sampai beberapa darah yang mengalir dari wajah nya hingga ke tubuh. Bahkan di pakaian nya juga terdapat darah yang sudah mengering.
Ia terkejut hingga tidak sadar berteriak lirih di tengah tengah bernyanyi. Saking dirinya tidak ingin di ketahui oleh Mellina, ia langsung menutup mulut nya dengan erat dengan mata yang terpejam.
"Please Tuhan. Semoga jantung gue aman sampe akhir. Sebenernya gue udah nggak kuat. Padahal ini baru awalan, belum di pertengahan" batin Arthur.
Arthur lalu melanjutkan perjalanan nya. Di sela sela itu ia merasakan sebuah sapuan halus di kening nya. Ia pun menatap keatas dan kembali terkejut hingga merapat ke tembok untuk mencari perlindungan walaupun itu sia sia.
Ia melihat sebuah kepala yang digantung dengan rambut yang dibiarkan tergerai hingga rambut tersebut mengenai kening nya.
"Hahh lama lama jantungan gue. Lagian kenapa ni rumah hantu harus serem banget sih. Kenapa harus selalu gelap, nggak ada apa rumah hantu yang terang?!"
Berjalan lagi mengikuti Mellina. Sesaat dirinya melihat Raven yang tengah memeluk Mellina.
Matanya langsung menajam. "Ngapain tuh anak meluk meluk adek gue? Nyari kesempatan lo ya di rumah hantu buat pegang pegang adek gue. Awas aja lo nanti di sekolah" gumam Arthur.
Tak disangka setelah dirinya mengucapkan kalimat tersebut sebuah suara seperti teriakan wanita terdengar.
AHHH
Arthur tentu kembali terkejut untuk kesekian kali nya.
Naik naik ke puncak gunung
Tinggi tinggi sekali
Kiri kanan sudah tak ada
Hantu tolong menyingkir
Kiri kanan ku lihat lihat
Tak ada lagi hantu
Selama dirinya berjalan setelah dikageti oleh suara teriakan seorang wanita. Arthur tidak menemukan hal aneh lagi, paling hanya sebuah jeruji besi sama seperti ketika dirinya masuk. Dengan didalam nya yang terdapat tengkorak dan juga beberapa darah yang sudah mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Handsome Brother
Teen FictionKisah hidup seorang Mellina bersama dengan ketujuh saudara nya yang memiliki sifat berbeda. . . . . . *Jika ada kesamaan antara alur, judul ataupun yang lain. Itu hanyalah ketidaksengajaan, karena ini semua murni dari pikiran sendiri*