Bab 17 : Mengintrogasi

914 47 0
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Esok pagi nya, Mellina dan Anton berangkat lebih dulu dibandingkan para Abang nya. Disaat Abang nya masih sarapan, Mellina dan Anton sudah selesai. Memasuki mobil Mellina, kedua nya mulai pergi menuju sekolah.

Mobil Mellina akhirnya sampai di sekolah. Dengan tenang ia keluar dari mobil, begitu juga dengan Anton.

Saat masuk kedalam gerbang, Mellina melihat jika Deva dan Devi baru saja datang. Dengan cepat keduanya berlari dan mendekati kedua kembar De tersebut.

"Oi Met Pagi" sapa Mellina.

"Oh Mellina. Selamat pagi juga" ujar keduanya.

"Tumben lo berdua baru dateng?" Tanya Mellina.

"Iya kemaren kita ada urusan penting yang ngebuat kita harus tidur malem banget" jawab Deva.

"Ouh macam tu" angguk Mellina. Mellina tidak menanyakan apa urusan penting itu. Karena ia cukup tau hal tersebut berkaitan dengan privasi keluarga Deva dan Devi. Orang tua nya tidak pernah mengajarkan dirinya untuk ikut campur ataupun penasaran dengan privasi orang lain.

Karena kadang kita juga memiliki privasi yang tidak bisa di ceritakan kepada orang lain kan? Jadi karena itulah Mellina tidak bertanya lebih.

Sampai mereka di kelas, mereka mulai duduk di kursi masing masing. Mellina menaruh tas nya di samping meja. Tak sengaja Mellina menunduk untuk mengambil sampah plastik yang berada di bawah meja.

Ketika dirinya akan bangun, matanya melirik sebuah kertas yang dilipat lalu ditempelkan di sebuah lolipop berada di kolong meja nya. 

Mellina pun mengambil nya lalu membolak balikkan kertas dan lolipop tersebut. "Apa nih?" Gumam Mellina.

Anton menoleh. "Apaan tuh?" Tanya Anton.

"Nggak tau. Tiba tiba udah ada di kolong meja gue" jawab Mellina.

"Eh itu ada surat nya" tunjuk Anton.

Karena suara Anton sedikit keras, membuat Deva dan Devi menoleh kebelakang dan melihat apa yang dilihat Anton juga.

"Ohoho Mellina sekarang udah dapet surat cinta ya" goda Devi.

"Em ternyata Mellina udah populer ya. Padahal baru beberapa hari dia sekolah" timpal Deva dengan tampang yang ingin sekali di rauk oleh Mellina.

Mellina tidak menanggapi nya, ia hanya menggelengkan kepala nya saja. Karena penasaran juga, Mellina melepaskan lolipop nya yang tertempel di kertas. Lalu membuka lipatan kertas tersebut.

Saat dibuka, terpampanglah siapa pengirim benda mati dan benda yang bisa dimakan ini.

Dengan cepat Mellina mendekatkan kertas tersebut di dada nya agar tidak dilihat oleh siapapun.

"Apa sih? Kenapa di sembunyiin? Kan mau liat" ujar Anton.

"Iya Mellina, kita juga pengen tau" ucap Deva. Devi sendiri hanya mengangguk. 

"Eits lo nggak inget papah sama mamah bilang apa tentang privasi orang lain?" Tanya Mellina kepada Anton.

Anton langsung diam dengan pikiran nya mencoba mengingat apa yang orang tua nya katakan kala itu.

"Privasi orang lain itu adalah hal yang sensitif. Nggak semuanya kita harus tau. Kalo kamu punya privasi sendiri yang nggak mau di kasih tau ke orang lain terus ada yang maksa kamu buat ceritain, kamu nggak akan nyaman kan? Nah karena itu, kalo misal kamu minta orang itu ceritain tapi orang itu diem atau bilang nggak bisa jangan kamu paksa buat cerita. Walaupun itu saudara kamu sendiri" ucap Anton mengikuti kata mamah nya saat itu.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang