Bab 30 : Kejadian Terulang

683 47 1
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

"Mengkhawatirkan tentang reputasi lo mungkin. Asal lo tau gue punya rahasia tentang lo yang suka main sama om om loh" ujar Mellina lalu tak lama menampilkan senyuman kemenangan ketika melihat tubuh Tia menegang.

Mellina pun menjauhkan diri nya. "Terlebih yang udah gue denger denger. Lo itu termasuk murid berprestasi di sekolah kan. Tapi ternyata bukan berprestasi di sekolah doang, di dunia malem pun lo berprestasi memuaskan om om. Woo unbelibabel" sarkas Mellina lalu menutup mulut nya dengan telapak tangan.

Tia langsung menatap marah pada Mellina yang dari tadi hanya menatap santai.

"Hah kalaupun bener apa yang lo omongin itu. Lo nggak punya bukti nya kan?" Ucap Tia dengan suara sedikit keras.

Mellina tersenyum. "Gue memang nggak punya bukti nya kek berupa foto ataupun video tentang lo yang sering main sama om om. Tapi gue punya saksi yang liat lo pulang sama om om malem malem terus setelah nya lo dicium secara ganas terus akhirnya dikasih uang banyak karena lo udah memuaskan om om itu, mungkin?" Ujar Mellina mengangkat kedua tangan nya🤷🏻‍♀️

Tia menatap geram Mellina. "Hah lo pikir gue takut? Nggak, gue nggak akan takut sama sekali dengan ancaman lo" ucap Tia lalu pergi dengan amarah yang sudah memuncak.

Mellina menggelengkan kepala nya. "Heran deh gue. Baru juga gue masuk ke sekolah udah ada aja yang benci sama gue. Padahal gue nggak ngapa ngapain, tapi orang lain yang memantik rasa benci. Dia yang duluan ngajak ribut, tapi dia juga yang tantrum. Aneh sekali dunia sekarang" ujar Mellina lalu pergi menuju kelas nya.

Saat Mellina masuk, Pak Guru menoleh kearah nya. "Kenapa lama sekali kamu dari toilet?" Tanya pak Guru.

"Buang hajat besar pak. Makanya lama" jawab Mellina.

"Oh begitu. Yasudah cepat duduk" ujar Pak guru.

"Terimakasih pak" jawab Mellina entah berterimakasih karena apa.

Setelah nya pembelajaran pun kembali dimulai.

*****

Saat bel pulang tiba, Mellina dan Anton berjalan bersama menuju parkiran. Deva, Devi, Raven, dan Bagas pun ada juga. Mereka jalan sambil bercerita.

"Mellina, Anton, aku bener bener masih nggak percaya kalo kalian adik nya Kakak kelas populer itu. Hah andai aja aku juga punya kakak seganteng itu" ujar Deva.

"Lo pengen punya kakak ganteng kek mereka?" Tanya Mellina.

"Iya. Mau banget" ucap Deva.

"Gimana kalo tukeran. Lo gantiin gue sama Anton di keluarga gue biar lo jadi adik nya Abang gue. Terus gue sama Anton jadi anak mamah lo berdua?" Tanya Mellina.

"Ish kamu ini ada ada aja. Ya nggak mungkin lah. Ini udah takdir nya kamu sama Anton jadi adik nya kakak kelas populer itu" ujar Devi.

Mellina menghela nafas lelah. "Lo bisa berhenti nggak bilang kakak kelas populer? Dari tadi lo bilang itu mulu, maap ya tapi gedek gue denger nya. Karena nyatanya muka ganteng tapi sifat nggak ganteng" ucap Mellina diangguki Anton.

"Emang sifat nya kaya gimana? Perasaan mereka baik baik deh sifat nya. Ya terkecuali Kak Xavier sama Kak Levi yang dingin dan irit ngomong" ujar Devi.

"Mereka irit ngomong tapi sekalinya ngomong kadang ngeselin" gumam Mellina.

Sampai di parkiran, Mellina melihat Abang Abang nya sedang menunggu mereka berdua. Mellina bisa melihat jika murid lain menatap kearah mereka. Dan hal itu membuat Mellina risih. Ia jadi berpikir apakah seperti ini rasanya jadi Anton saat SMP? Rasanya benar benar menyesakkan dan risih.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang