Bab 39 : Teror Hadiah

613 30 0
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Sesampainya di rumah, Mellina dan yang lain nya segera masuk kedalam. Di dalam kamar, Mellina sedang memikirkan sesuatu.

"Gue tadi bener nggak salah kan? Tadi sebelum pulang ada yang merhatiin gue?" Gumam Mellina yang sedang duduk di kursi meja belajar dan memutar mutarkan nya.

Mellina tidak langsung berganti pakaian ketika sudah masuk kedalam kamar nya. Tak lama ketika Mellina masih dengan pikiran nya sambil menatap langit langit kamar. Sebuah suara ketukan dari luar kamar terdengar.

"Iya" jawab Mellina lalu berjalan untuk membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, Mellina melihat jika salah satu Abang nya yaitu Bang Albert sedang berdiri di depan kamar nya dengan membawa sebuah kotak.

"Apa?" Tanya Mellina.

"Tadi ada penjaga yang nganterin kotak ini. Katanya buat lo" ujar Albert sambil memberikan kotak tersebut.

"Dari siapa?" Tanya Mellina sambil melihat lihat kotak yang sekarang berada di tangan nya. 

"Mana tau gue. Tapi katanya orang yang ngirim nya pun nggak bilang nama nya. Dia cuma bilang katanya ini hadiah buat lo. Katanya sih gitu" ujar Albert.

"Owhh oke. Makasih Abang" ujar Mellina.

"Hmm" jawab Albert.

Ketika Mellina akan menutup pintu, Mellina kembali menahan nya karena Albert tidak kunjung pergi.

"Apa lagi?" Tanya Mellina.

Albert menjulurkan tangan nya. "Upah?"

"Hah??" Bingung Mellina.

"Ya kan gue udah baik hati ngasihin ini kotak ke lo. Jadi lo harus ngasih gue upah karena gue sudah mengantarkan hadiah ini dalam keadaan yang baik dan juga sehat" jelas Albert.

"Apasih nggak jelas banget" ujar Mellina. Tapi tetap saja tangan nya merogoh dompet yang berada di saku seragam dan memberikan selembar uang berwarna pink.

"Dah kan?" Tanya Mellina sambil menutup dompet nya. Albert mengangguk, "Tengkyu adik kyuh. Babay" ujar Albert lalu pergi.

Mellina hanya menghela nafas lalu kembali masuk dan tidak lupa mengunci pintu. Di kasur, Mellina kembali menatap kotak di pangkuan nya ini.

"Hadiah? Perasaan ulang tahun gue masih lama deh? Kok tiba tiba ada yang ngasih hadiah ke gue? Bahkan orang yang ngasih pun nggak ngasih tau nama nya. Mamah bilang jangan pernah Nerima hadiah dari orang yang nggak dikenal. Tapi gue penasaran sama isinya" gumam Mellina. "Yaudah lah buka aja daripada mati penasaran dan jadi hantu penasaran cuakss" lanjut nya. "Ih apasih Mela nggak jelas banget. Kaya jamet" cibir nya pada diri sendiri.

Kemudian Mellina mulai membuka pita yang mengelilingi kotak tersebut hingga terlepas. Sudah terlepas, Mellina membuka atasan kotak tersebut.

Tepat ketika Mellina membuka kotak nya, Mellina langsung berteriak. "AHHHH"

Karena kaget dengan apa yang ada di dalam kotak itu, Mellina sampai melempar kotak tersebut dan membuat isi dari kotak nya berceceran kemana mana. Mellina menatap kaget dan sedikit takut. Bahkan sekarang tubuh nya sedikit gemetaran.

Bagaimana tidak ketakutan jika didalam kotak tersebut terdapat sebuah tali po*ong lalu ada foto nya yang memakai seragam dan foto tersebut sudah di robek robek, lalu terdapat sebuah pisau kecil yang sudah terlumuri darah. Bukan hanya itu saja, bahkan didalam nya ada sebuah kepala kucing dengan darah yang sudah mengering. Tapi ada juga yang masih mengalir dan mengenai kotak tersebut. 

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang