Bab 21 : Kemarahan Mellina

898 45 0
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Sampai di rumah, Mellina langsung duduk di ruang keluarga tanpa melepas sepatu, seragam dan tas nya. Anton tidak berani mendekati ataupun bertanya, ia hanya bisa duduk diam di sofa lain, sedikit jauh dengan Mellina. Melihat aura Mellina yang gelap dan menakutkan membuat Anton tak bisa mendekati nya.

Tak begitu lama, suara deruman mobil terdengar dari luar. Anton sudah tau itu pasti para Abang nya yang baru sampai.

Dan benar saja, ketika pintu utama terbuka, terpampanglah wajah para Abang nya. Mellina menatap tajam Arthur.

Kelima orang tersebut saling bertatapan dan berakhir menatap Arthur. Karena tatapan Mellina menghunus tajam kepada Arthur.

Sepertinya sekarang Xavier mengerti. Perasaan aneh yang ia rasakan tadi di sekolah.

Xavier yang di berada di belakang nya langsung mendorong Arthur agar mendekat ke Mellina.

"Sono. Tanggung jawab lo" bisik Xavier.

"Tanggung jawab apaan? Emang gue buntingin orang?" Bisik Arthur juga.

"Bang Arthur" panggil Mellina.

"Ha... Hah?" Jawab Arthur gagap. 

"Sini" ucap Mellina sambil menunjuk kursi di sebelah nya.

Arthur pun mendekat dengan sedikit takut.  Ya jika dibandingkan yang lain ketika marah, marah nya Mellina lebih menakutkan, bisa dikatakan marah nya Mellina berada di level tertinggi dibandingkan yang lain.

Setelah Arthur duduk, Mellina menoleh dan menatap tepat di kedua mata Arthur. "Tadi di sekolah, Abang kenapa begitu?" Tanya Mellina dengan lembut. Tapi arti lembut bukan berarti lembut seperti cara bicara Anton. Lembut nya Mellina berbeda,lembut dalam artian menahan amarah.

Di sisi lain para saudara nya yang lain hanya menatap saja tanpa ingin membantu. Terlebih Xavier, walaupun dirinya merupakan kembaran nya, ia sama sekali tidak ada niatan untuk membantu Arthur. Bahkan ia terkekeh lirih melihat Arthur yang ketakutan. Kapan lagi ia bisa melihat Arthur tertekan seperti itu.

"Gue? Emang gue kenapa di sekolah?" Tanya balik Arthur. 

"Tadi Abang tiba tiba bikin masalah sama Raven, apa maksud nya?" Tanya Mellina.

"Nggak ada maksud apa apa kok. Cuma..." Belum selesai berbicara, Mellina menggebrak meja  membuat Arthur terkejut.

Brakk...

"Cuma apa? Cuma becanda?" Tanya Mellina dengan senyum manis tapi menakutkan. Bagi Arthur. 

"Ng... Nggak" cicit Arthur.

"Oh Tuhan selamatkan lah aku dari amarah kucing oyen ini" batin Arthur yang mengarah pada Mellina.

"Nggak apa? Nggak becanda gitu maksud nya?!!" Sudah habis kesabaran Mellina.

"Abang tau nggak!! Abang malah bikin Mela malu tau sama Raven!!" marah Mellina.

"Atu pan.."

"Atu pan!! Atu pan!! ATU PAN APA?!!"

Arthur menunduk. Kan benar kan, marah nya Mellina memang menakutkan seperti kucing oyen yang mengamuk.

"Kalo nanti di sekolah Abang bikin ulah lagi sama Raven. Liat aja nanti" ucap Mellina sambil menunjuk Arthur tepat di wajah nya.

"DAH AHH NGGAK MAU NGOMONG SAMA ABANG" teriak Mellina lalu berbalik ingin pergi ke kamar.

"AWAS KAKI LO. NGALANGIN JALAN TAU NGGAK!!!" Marah Mellina pada Anton. Padahal Anton hanya diam saja. Tapi kenapa kaki nya terkena semprot marah Mellina?

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang