Bab 53 : Mencari Tau

276 23 3
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Malam nya, Mellina berkumpul dengan yang lain di ruang keluarga. Mereka duduk di karpet mengitari meja. Diatas meja sendiri terdapat sebuah kertas yang tadi Mellina kasih pada David.

"Jadi, waktu tadi lo dihukum dan akhirnya ngitarin sekolah sampai berakhir di loker lo. Lo nemuin kertas ini?" Tanya Arthur.

"Iya" jawab Mellina.

"Ada orang lain nggak waktu disana?" Tanya Xavier.

"Nggak ada, cuma Mela doang. Kan pas masih jam pelajaran" jawab Mellina.

Mereka terdiam. "Jujur gue pusing dan nggak tau harus apa" ujar Arthur jujur.

"Gue yakin ini ada sangkut pautnya sama penyerangan Mellina waktu itu" seru Xavier.

"Sama bang. Gue juga mikir gitu" timpal David.

"Karena kita nggak tau apa yang akan terjadi nanti. Mela jangan pernah sendiri dulu. Siapapun diantara kita ataupun teman nya suruh nemenin mela kemana pun Mel pergi" suruh Xavier. "Sampai teror ini berhenti, Mela jangan dulu bawa mobil" lanjut Xavier.

Mellina mengiyakan perintah Xavier. Jujur saja, setelah penyerangan yang membuat nya luka seperti ini, Mellina cukup takut dan trauma jika ditinggal sendiri. Jadi saat mendapat perintah Xavier yang seperti itu, Mellina menyetujui nya.

"Terus gimana? Kita cari tau siapa yang ngirim kertas ini?" Tanya Albert.

"Iya. Tapi kayak nya nggak bakalan mudah deh" ujar Xavier.

"Pastilah" sahut Arthur.

"Terus gimana?" Tanya Levi.

"Kita pantau dulu. Mela kalo misal Mela dapet kertas dengan tulisan aneh kaya gini, jangan dibuang. Simpen dan nanti tunjukin ke kita. Jangan lupa juga untuk merhatiin sekitar. Kalo ada yang mencurigakan dari seseorang, Mela bilang ke kita. Siapa tau nanti ada petunjuk tentang siapa yang ngirim kertas ini" ujar Xavier.

"Oke bang" jawab Mellina.

"Oh iya. Nanti selama di sekolah, Mela harus selalu deket kita. Kecuali kalo di kelas" ujar Xavier.

"Maksudnya, kalo misal istirahat, Mela sama yang lain gabung sama Abang gitu?" Ujar Mellina.

"Iya" jawab Xavier.

"Nanti bilangin ke yang lain juga" ujar Xavier.

"Iya. Anton, lo yang bilang ke yang lain" ujar Mellina.

"Oke siap" jawab Anton.

"Yaudah untuk sekarang kita akhiri rapat ini. Masuk ke kamar. Besok masih sekolah. Bubar. JALAN" perintah Xavier lalu berdiri dan pergi ke kamar nya.

"BANG TERUS INI KERTAS NYA GIMANA?" teriak Mellina.

Tak...

"Berisik. Udah malem" ujar David setelah menepak kepala bagian belakang Mellina.

"Aw" rintih Mellina. "Sakit" lanjut nya menatap kesal Mellina. David hanya diam menatap datar Mellina lalu berdiri dan pergi ke kamar nya tanpa merasa bersalah. Mellina mencoba menahan kesal nya dan tersenyum.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang