Bab 36 : Valentine Day

620 38 1
                                    

Happy Reading.....

©©©©©

Keesokan pagi nya, keluarga Mel-Ton sedang sarapan bersama tanpa orang tua. Ya diinfokan bahwa kedua orang tua nya masih dalam perjalanan bisnis di Swiss. Perkiraan pulang nya adalah 3 Minggu lagi. Jadi selama itu pula, Theo akan menjadi kepala keluarga nya untuk sementara.

Ketika mereka diam sedang menikmati sarapan. Tiba tiba suara Theo mengudara membuat atensi adik adik nya menatap kearah nya.

"Anton" panggil Theo.

"Kenapa Bang?" Tanya Anton.

"Itu kenapa sudut bibir kamu?" Tanya Theo ketika melihat sudut bibir Anton yang seperti luka.

"Owhh ini, kemaren habis berantem sama temen. Tenang aja bang aku menang kok hihi" jawab Anton setengah jujur setengah tidak. 

"Kenapa kamu berantem?"

"Karena dia ngejek aku" jawab Anton seadanya. Mellina yang berada di pinggir nya hanya menghela nafas. Ia tentu tau mengapa Anton terluka seperti itu. Bahkan bekas pukulan yang berada di pipi nya sudah ia samarkan dengan make up nya.

Tadi pagi Anton mendatangi nya dan meminta Mellina untuk mencoba menghilangkan bekas pukulan kemarin yang sedikit membiru memakai make up Mellina.

Theo pun mengangguk dan melanjutkan makan nya. Theo sebenarnya percaya tidak percaya dengan jawaban Anton. Ia mengetahui nya karena mata Anton seperti berbohong dengan jawaban nya.

"Lain kali nggak usah berantem lagi. Lo itu masih bocil" ujar David diangguki yang lain nya kecuali Theo dan Mellina.

Selesai sarapan, Xavier, Arthur, Levi, David, Albert dan Mellina segera pamit dan menuju mobil. Anton juga segera menyusul Mellina. Tapi sebelum dirinya keluar dari ruang makan, Theo mencegat nya.

"Anton. Sini!" Panggil Theo.

Anton pun kembali masuk dan menghadap Theo. "Kenapa bang?" Tanya Anton.

"Jawab jujur. Itu sudut bibir kamu kenapa?" Tanya Theo. "Abang tau kamu tadi bohong. Sekarang bilang sama Abang ada apa kemarin? Kamu habis ngapain sampe kaya begin?" Lanjut Theo.

Yah Anton sudah menduga nya. Dibanding Abang nya yang lain, Theo yang memiliki kepekaan tinggi. Jadi ketika ia berbohong pun pasti akan ketahuan oleh Theo. Walaupun ada Levi yang juga sama sama memiliki kepekaan tinggi, tapi kadang pula Levi bisa dikibuli jika dengan wajah sangat polos, seperti Anton.

Anton pun akhirnya memberitahu kejadian kemarin. Theo terkejut tentu. Ia tidak tau jika adik bungsu laki laki nya mengalami hal seperti ini. Bahkan yang bikin syok adalah kejadian tersebut pernah dialami Anton semasa SMP. Ya ampun, mengapa Theo tidak tau sama sekali tentang hal ini. Dirinya merasa gagal sebagai Abang karena tidak bisa melindungi adik nya.

Tadinya Theo merasa sedih dan ingin menangis. Tapi ketika mengingat siapa penyebab utama Anton dan Mellina mengalami hal tidak mengenakkan tersebut dan penyebab utama nya sama sekali tidak tau dan tidak peka, membuat nya kesal dan marah.

Theo sempat ingin menghampiri adik nya yang lain. Tapi Anton menahan nya.

"Jangan Abang. Please, aku nggak mau ada keributan di rumah" lirih Anton.

"Tapi mereka nggak becus lindungin kamu sama Mellina. Bahkan mereka masih bisa haha hihi di sana sedangkan kamu sama Mellina malah mengalami hal yang sebalik nya. Abang harus marahin mereka" ujar Theo dan akan pergi menghampiri adik nya.

"Abang please. Jangan" lirih Anton yang sekarang menahan tangis nya. 

Melihat itu, Theo akhirnya menyetujui untuk tidak menghampiri adik nya. Theo mengelus lembut kepala Anton. "Iya deh, sekarang Abang turutin kemauan kamu. Tapi kalo misal kejadian ini keulang lagi, kamu jangan nahan Abang buat ngasih pelajaran ke mereka. Itu semua karena mereka gagal buat ngelindungin kalian dan nggak becus jadi Abang" ujar Theo.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang