Bab 37 : Di Tenangkan Oleh Givan

640 43 0
                                    

Happy Reading....

©©©©©

"ABANG!!!!" teriak Mellina di kelas Xavier dan Arthur. Sekarang Mellina sudah tidak memperdulikan lagi reputasi di sekolah nya. Lagipun seluruh murid di Seraplace sudah mengetahui nya jika dirinya adalah adik dari kakak kelas populer.

Beberapa teman kelas Abang nya tersebut menoleh kearah nya dengan berbagai tatapan. Xavier dan Arthur yang tadi sedang berbicara serius langsung menatap adik nya dengan tatapan heran.

"Naon?" Tanya Arthur sambil mendekati Mellina dan Anton.

Mellina menatap Abang nya kesal. "Apa?" Tanya Arthur sekali lagi. Di belakang, Xavier akhirnya berdiri dan berjalan mendekati ketiga nya.

"Liat sendiri" ujar Mellina menunjuk kearah pintu luar dan berjalan menuju belakang tubuh Xavier. Tak lupa dengan Anton yang setia di samping nya. Sedari tadi anak itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Xavier dan Arthur tentu bingung dengan ucapan Mellina. Mereka menatap pintu tapi tidak ada siapa siapa.

"Ada ap..." Belum selesai Arthur menyelesaikan ucapannya. Tiba tiba kedua nya mendengar suara gemuruh yang semakin mendekat.

Hingga akhirnya segerombolan siswi yang langsung terdiam di depan pintu kelas Xavier dan Arthur.

Mereka tadinya berteriak memanggil Mellina dan Arthur. Tapi ketika melihat jika dua orang yang mereka kagumi ada di depan mereka, seketika mereka terdiam.

Arthur dan Xavier juga tadinya terkejut melihat segerombolan siswi itu datang dengan membawa sesuatu.

"Ngapain kalian nyari adik saya?" Tanya Arthur dengan sopan.

Bukannya menjawab, mereka.. terlebih penggemar Arthur malah menahan nafas karena mendengar suara Arthur.

Setelah nya, mereka malah membubarkan diri dengan berlari menjauhi kelas Arthur dan Xavier. 

Sepeninggal para siswi itu Xavier menarik kedua adik nya dan menyuruh Arthur untuk memanggil saudara nya yang lain.

Xavier membawa Mellina dan Anton ke halaman belakang sekolah. Disana mereka masih bertiga karena Arthur belum datang bersama yang lain.

Sampai 5 menit kemudian, semuanya berkumpul disana.

"Ada apa ini miskah?" Tanya David setelah datang disana.

"Sekarang jelasin" ujar Xavier.

"Jelasin apa? Bukan nya udah liat sendiri?" Ucap Mellina dengan sedikit kesal. 

"Iya. Abang udah liat. Cuma Abang masih belum ngerti" ujar Xavier dengan lembut.

"Haha wow. Belum ngerti katanya Ton. Padahal waktu kemaren Mela udah bilang bahkan udah cerita dari A sampe Z. Tapi kenapa masih belum ngerti? Bukan nya Abang pinter ya?" Ujar Mellina menatap marah Xavier.

Akhirnya Mellina kembali menceritakan dengan nada yang sedikit tinggi dan tegas agar Abang nya itu mengerti.

"Jadi... Mela mohon sama Abang. Tolong... suruh mereka berhenti gangguin kita dan biarin kita ngejalanin kehidupan sekolah dengan tenang" ujar Mellina dengan suara lirih dan mata yang bergenang air mata.

"Mela mohon Abang" lirih Mellina yang langsung berlutut.

Melihat itu Anton tidak bisa menahan tangis nya. Jadi yang ia lakukan adalah membalikkan badan nya dan mengusap air mata yang mengalir melewati pipi nya.

"Tolong bilangin Abang. Mela cape" ujar Mellina lirih.

Para Abang nya terdiam. Mereka tentu ingat dengan cerita dimana penderitaan adik adik nya itu. Tapi memang benar apa kata Mellina dulu. Jika Abang nya itu tidak peka sama sekali, sebetulnya mereka bukan lupa hanya tidak ingat. Walaupun pintar, mereka ini cuek dan tidak peka jika adik nya masih mengalami hal yang sama seperti itu. Ditambah mereka selalu melupakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pelajaran.

My Handsome Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang