Prolog

9K 460 20
                                    

"Ke..., napa?" Tanya Gemini terbata-bata. Pandangannya sudah kosong, menatap Reska yang masih begitu tenang padahal lelaki itu baru saja memuntahkan bom nuklir dari mulutnya. Tanpa dia sadari matanya sudah berkaca-kaca, namun sekuat tenaga dia tahan. Gemini tidak ingin menangis di hadapan lelaki yang sudah berhasil memporak-porandakan hatinya.

Reska, lelaki yang selama empat tahun belakangan ini menjadi kekasihnya. Sahabat Galang, kakak lelaki sekaligus satu-satunya keluarga yang dia miliki sepeninggal kedua orang tuanya sepuluh tahun lalu. Gemini tidak tahu apakah Reska bercanda hanya untuk mengerjainya, tapi melihat lelaki itu tidak bergeming sama sekali dia jadi ragu kalau semua ini bahan bercandaan.

Mereka sedang merencanakan pernikahan mereka. Lima puluh persen lagi dan semuanya akan rampung untuk akhir tahun. Lalu sekarang Reska ingin membatalkan semuanya. Gemini tahu Reska sedang tidak baik-baik saja sepeninggal Rasya - kakak lelaki Reska - yang belum genap empat puluh hari, padahal Rasya akan menikah bulan depan.

Tapi membatalkan pernikahan mereka hanya karena lelaki itu sedang terguncang adalah hal paling konyol yang bisa Gemini pikirkan sekarang. Dia masih berusaha kuat, menahan butiran bening yang memaksa jatuh dari kedua matanya. Apalagi mendapati tatapan Reska yang begitu sendu.

"Maaf. Hanya itu yang bisa saya katakan..." Gemini makin dibuat mendidih dengan kelakuan Reska.

"Aku nggak butuh permintaan maaf kamu. Aku butuh penjelasan kamu. Apa yang harus aku bilang ke Mas Galang? Terus persiapan pernikahan kita bagaimana?" Gemini bicara dengan nada yang sedikit tinggi. Dia benar-benar ingin meledak alih-alih menangis.

"Saya yang akan bicara dengan Galang tentang semuanya. Dan masalah persiapan pernikahan..., saya yang akan membatalkannya termasuk mengganti semua uang yang sudah kamu keluarkan." Reska begitu tenang ketika mengatakannya, makin membuat Gemini frustasi sendiri.

"Apa hubungan kita selama empat tahun ini tidak berarti apa-apa untuk kamu Mas? Paling tidak kasih aku penjelasan kenapa. Apa karena aku bukan seorang dokter?" Reska buru-buru menggeleng dengan cepat. "Lalu apa? Aku tahu kamu masih berduka, aku juga sama sedihnya. Tapi kita bisa apa? Jangan bilang karena kematian Mas Rasya kamu jadi begini? Tidak masuk akal Mas!"

Gemini setengah menjerit. Dia bisa mendengar helaan nafas Reska yang teramat melelahkan di telinganya. Peduli setan, dia juga lelah dan butuh penjelasan. Dia juga tidak menginginkan musibah ini terjadi. Kecelakaan tunggal yang menewaskan Rasya sekarang malah ikut menewaskan hubungannya dengan Reska pula.

"Kalau saya jelaskan hanya akan tambah menyakiti kamu. Lebih baik kamu tidak tahu apa-apa. Biarkan saya yang menjadi lelaki brengsek disini..." Kening Gemini berkerut. Kalimat Reska sederhana tapi sulit untuk dicerna. Setelah beberapa detik kemudian baru Gemini tertawa sumbang.

"Apa bedanya? Kamu sudah berhasil menyakitiku, apa bedanya kalau menambahkannya sedikit? Tidak akan berpengaruh apa-apa. Aku tetap menuntut penjelasan, atau aku tidak akan mau membatalkan rencana pernikahan kita..." Gemini tidak bisa dilawan dengan mudah. Keras kepala dan butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya.

Reska terdiam, menimbang dari mana dia harus mulai bercerita dan menjelaskannya pada perempuan di hadapannya ini. Dia sendiri bingung. Lagi, Reska menatap Gemini dengan tatapan penyesalan karena sudah menyakiti kekasihnya itu. Kalau sampai Galang menghajarnya habis-habisan karena sudah berani membuat adik semata wayangnya menangis, maka Reska akan menerimanya dengan lapang dada.

"Eleanor adalah perempuan yang saya cintai, dulu maupun sekarang," Kalimat singkat yang mampu membuat tubuh Gemini membeku di tempatnya. "Ketika dia menjalin hubungan dengan Mas Rasya saya mundur, kemudian berusaha membuka hati saya untuk perempuan lain. Setelah sekian lama rasanya masih sama dan tidak pernah berubah. Lalu kecelakaan itu..., seperti jalan dari Tuhan kemana hati saya seharusnya berada meskipun harus kehilangan orang yang saya sayangi..."

Hancur sudah pertahanan Gemini sejak tadi. Dia adalah perempuan paling tolol yang pernah ada di muka bumi ini. Reska tidak pernah mencintainya. Setelah sekian lama hubungan mereka, dia tidak tahu kalau lelaki yang menjadi kekasihnya itu menaruh hati padanya, melainkan pada kekasih kakaknya sendiri, calon kakak ipar nya sekaligus sahabat Reska dan Galang saat masih sama-sama menempuh kuliah kedokteran.

Badan Gemini bergetar menggigil. Tubuhnya bereaksi di luar kendalinya sendiri. Dia menatap Reska dengan tatapan yang menusuk. Sangat menusuk sampai-sampai kalau tatapan Gemini itu pisau Reska yakin dia sudah dikuliti habis-habisan.

Tubuh menggigil Gemini tidak luput dari Reska. Dia menyesal harus mengatakannya, tapi Gemini berhak tahu yang sebenarnya. Empat tahun hubungan mereka dia sudah merasa cukup berdosa karena mempermainkan perasaan Gemini. Cukup sampai disini dan biarkan semua kembali ke tempatnya masing-masing.

"Semoga kamu bahagia dengan kehidupan barumu..." Ujar Gemini yang langsung bangkit berdiri dan meninggalkan Reska begitu saja.
Dengan tergesa Gemini berlari ke toilet dan memuntahkan semua makanan yang dari tadi pagi sempat dimakannya. Mulutnya terasa pahit, perutnya  terasa sakit, dan tenggorokan terasa perih. Tapi dibanding semua itu hatinya jauh lebih teriris. Air mata Gemini tidak mau berhenti meleleh setelahnya.

***

Hai, aku kembali lagi dengan cerita terbaru ku. Tenang, ini masih ada lucu-lucu nya kok, sedikit tapi nggak banyak. Tapi ok lah untuk menghibur ditengah stress ini kan...
Semoga kalian suka sama cerita baru ku ini ya. Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, dan comment nya. Terima kasih.

Thirty Five (Completed)Where stories live. Discover now