11

4.4K 311 26
                                    

Happy reading guys, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

"Papa mau bicara sebentar..." Kata Reska setelah mereka masuk ke dalam rumah.

Zion yang sejak tadi di perjalanan pulang hanya diam saja kini menatap Reska dengan tatapan yang bertanya-tanya namun dia tetap patuh dan duduk di sofa, ditemani Anita di sampingnya. Sementara Reska duduk di hadapan mereka.

Dia menatap putranya lekat-lekat. Mereka baru pindah ke Jakarta, dia mengerti Zion kesepian dan belum memiliki banyak teman. Ketika Zion bilang ada sebuah kafe yang sangat dia sukai dan tidak jauh dari sekolahnya, Reksa mengizinkan putranya ke sana.

Dia pikir sambil beradaptasi dengan sekolah dan lingkungan baru untuk kali ini dia akan membiarkan putranya. Padahal Reska juga sempat bingung kenapa Zion bisa tahu-tahuan tentang kafe.

Reksa memang beberapa kali sering mengajak Zion ke kafe untuk menemaninya bekerja. Mungkin karena itu juga putranya terbiasa dengan tempat tersebut. Selama di Jakarta Reska masih sangat sibuk dengan pekerjaan dan beberapa perpindahan dan penyesuaian yang menyita waktunya.

Dia pikir setelah semuanya beres, baru Reska bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk Zion. Rumah yang mereka tinggali saja bahkan belum terisi sepenuhnya. Baru tujuh puluh persen, hanya barang-barang yang mereka butuhkan. Selebihnya masih banyak yang harus dilengkapi.

Hari ini ketika tahu kalau selama ini Zion bersama dengan Gemini, dia jadi menyesal memberikan Zion izin. Dia tidak menyangka kalau sosok pemilik kafe yang selalu Zion panggil sebagai Tante Gem dan menyenangkan itu adalah Gemini.

Reska bingung dari segi mananya Gemini bisa menyenangkan untuk Zion, sementara tadi saja Gemini dengan terang-terangan berani memarahi dan membentak Zion. Reska menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

"Mulai sekarang jangan kesana lagi, jangan ke tempat Tante Gemini lagi..." Ujar Reska tenang. Mata Zion langsung membulat menatap Reska tidak percaya. Reska jadi tidak tega.

"Kenapa Pa?" Cicit Zion takut-takut kalau Reska malah marah. Namun Reska hanya menghela nafas lelah.

"Tante Gemini disana kerja sayang, bukan main-main. Kamu tidak bisa setiap hari main kesana dan mengganggu Tante Gemini. Ingat apa yang terjadi tadi?" Reska berusaha memberikan pengertian pada putranya yang sepertinya masih bingung.

"Zion nggak sengaja Pa, bukannya mau ganggu Tante Gemini..." Ujar Zion menyesal. Anita hanya bisa mengelus kepala cucunya dengan sayang sekaligus sedih.

"Papa tahu, tapi untuk masalah ini Papa tidak ingin ada bantahan. Mulai besok Papa tidak mau Zion kesana lagi." Zion sudah ingin menangis mendengarnya. Air mata yang sejak tadi dia tahan tumpah juga meski tanpa suara. Anita semakin mengeratkan pelukannya pada cucunya.

"Zion nggak mau! Papa sibuk terus! Zion bosan sendirian di rumah. Di tempat Tante Gem lebih enak!" Bentak Zion tidak mau kalah. Air matanya sudah meluruh di pipi.

Reska menatap putranya dengan kesal. Zion tidak pernah membantahnya. Anak itu selalu jadi anak yang penurut dan tidak pernah menyusahkannya. Paling-paling jika Reska melarang Zion hanya akan bertanya kenapa, bukan malah terang-terangan menolak seperti sekarang.

"Papa bilang tidak ada bantahan. Nanti Papa akan beritahu Mbak Ratih dan Pak Damang juga supaya tidak perlu ke kafe Tante Gem lagi. Kalau kalian masih bandel juga Papa akan pecat Mbak Ratih dan Pak Damang. Kamu balik ke Surabaya sama Oma saja." Putus Reska tegas.

Tangis Zion langsung pecah. Suara tangisannya nyaring membuat Anita berusaha susah payah untuk menenangkannya.

"Sudah, sudah jangan begini. Nurut sama Papa ya sayang...." Anita memeluk Zion, mengusap punggungnya yang bergetar. Dia bisa merasakan bajunya sudah basah oleh air mata Zion. Anita sempat melemparkan pandangan kesal pada Reska.

Thirty Five (Completed)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin