33

3.3K 241 26
                                    

Hai hai, aku kembali update lagi nih.

Mau minta saran dong, mendingan update setiap hari atau langsung seminggu sekali aja beberapa chapter? 

Btw, happy reading. Jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

Barang-barang yang kemarin mereka beli sudah dikirimkan dan terpasang rapi. Gemini sejak tadi siang sudah mulai sibuk dengan ruang kerjanya. Mulai dari menyusun semua buku-buku yang dia miliki, sampai dengan pajangan-pajangan kesukaannya yang sengaja memang dia taruh di dalam ruang kerjanya. Tidak mungkin kan dia taruh di dalam kamarnya dan Reska.

Gemini cukup puas dengan hasil yang didapatkan. Sekarang tempat tinggal mereka lebih mirip rumah, tidak dingin dan kaku. Paling tidak rasanya Gemini jadi bisa sedikit lebih nyaman dan luwes berkeliaran di rumah ini.

Dia menatap ruang kerjanya yang menurut Gemini sangat nyaman. Meja kerja komplit dengan kursi empuk sama seperti yang ada di kafe nya. Sofa bed yang lumayan besar juga ukurannya. Jaga-jaga siapa tahu Gemini butuh istirahat singkat, sampai dengan beberapa tanaman hias yang cantik.

Meja belajar dan rak buku baru Zion juga sudah ada di kamar anak tersebut. Semoga saja dengan barang baru itu Zion jadi lebih semangat belajarnya. Kalau tidak juga mungkin Gemini harus mempertimbangkan untuk menjualnya kembali.

Setelah puas dengan hasil kerjanya, Gemini beranjak ke kamar tidur. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di dalam kamar Reska duduk bersandar di atas tempat tidur sambil memainkan ponsel.

Dia melirik Gemini singkat saat Gemini masuk, lalu kembali menatap ponselnya. Gemini duduk di depan meja rias. Peralatan-peralatannya sudah tersusun rapi di atas meja. Gemini memulai rutinitas perawatan wajah malamnya sambil sesekali mencuri pandang pada Reska dari cermin.

Hubungan mereka sama sekali belum mencair. Gemini tahu Reska berusaha semampu lelaki itu, hanya saja memang Gemini yang masih menjaga jarak. Dia tidak ingin terlalu percaya pada Reska. Bukan tidak ingin, tapi belum bisa. Gemini selalu dengan mode siaga jika berada di dekat Reska, termasuk dalam pernikahan mereka.

Gemini sudah berjanji dalam hatinya, apapun yang akan terjadi kedepannya dia tidak akan tumbang untuk kedua kalinya. Dia memang tidak tahu akan seperti apa rumah tangga mereka yang seperti di kutub ini, jadi Gemini sudah mempersiapkan semua kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.

"Aku sudah cari tempat les pelajaran untuk Zion. Cari di tempat yang sudah pasti saja. Aku sudah kirimkan ke kamu tadi kan?" tanya Gemini menatap Reska dari cermin riasnya.

"Sudah, kamu atur saja. Saya ikut saja..." perhatian Reska tidak beranjak dari ponselnya, entah apa yang sedang dilihat lelaki itu.

"Dokter Tara satu rumah sakit sama kamu kan?" ketika pertanyaan itu keluar dari bibir Gemini barulah Reska menatap Gemini. Ada raut tidak suka disana ketika Gemini menyebutkan Tara.

"Kenapa?" mana mungkin Reska tidak penasaran kenapa istrinya menanyakan tentang Dokter Dirgantara lagi. Jangan bilang kalau selama ini mereka masih berhubungan.

"Kapan dia pindah ke Jerman?" mata Reska kembali memicing tidak suka.

"Kamu tahu dia mau ke Jerman?" kali ini gantian kening Gemini yang berkerut. Tatapan Gemini dan Reska saling mengunci dari balik cermin.

"Bukannya dia mau lanjut studi ke sana?" kali ini Gemini sungguh bingung. Oke, Reska dan Tara memang beda bagian, tapi mereka satu rumah sakit. Paling tidak bukankah kalau ada pergantian mereka akan tahu?

"Kalian sedekat itu sampai kamu tahu kalau dia mau melanjutkan studi?" Gemini membalikkan badannya, menatap Reska kesal sekaligus malas. Lelaki ini tidak mungkin cemburu hanya karena hal seperti ini kan?

Thirty Five (Completed)Where stories live. Discover now