46

1.3K 195 14
                                    

Update lagi. Kejar tayang ya guys karena harusnya ini deadline aku udah selesai. Tapi karena kemarin sebulan lebih laptop aku nggak ada jadinya ngaret. Hihihi...

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

"Mama kenapa tidak ke Jakarta dulu? Langsung pulang ke Surabaya?" Reska ikut bergabung dengan Ibunya yang sedang duduk di meja makan sambil memperhatikan Zion yang ada di depan televisi.

"Minggu depan kan ulang tahun Rasya." ujar Anita pelan.

Sudah jadi hal rutin untuknya pergi ke makam putra sulungnya setiap ulang tahun Rasya. Saat masih di Surabaya Anita biasa melakukannya sendiri. Reska jarang mau ikut, lebih tepatnya sibuk. Anita juga cukup mengerti kenapa putranya yang satu itu begitu enggan ke sana.

Di samping Rasya ada Eleanor. Anita memang sengaja menempatkan mereka berdampingan. Dia tahu kalau Reska ingin membuang semua yang berhubungan dengan Eleanor dalam hidupnya, karena itu Anita tidak masalah kalau Reska tidak mau ikut, tapi dia akan tetap pergi setiap tahunnya.

Kehilangan anak rasanya jauh lebih menyakitkan dibanding saat dia kehilangan suaminya dulu. Anita hanya tidak menyangka kalau dia yang harus mengantarkan anaknya ke tempat peristirahatan terakhir, padahal begitu banyak yang sudah dia rencanakan sebelumnya.

Melihat Rasya tumbuh menjadi lelaki yang luar biasa, bukan hanya dari bidang akademik, tapi dari segala sisi Rasya terlalu sempurna sebagai seorang anak. Ada hubungan spesial yang dia miliki sebagai seorang Ibu dengan anak sulungnya.

Rasya adalah manusia pertama yang menjadikan Anita seorang Ibu. Mengisi hari-hari Anita dengan tawa dan juga tangisannya. Rasya begitu apa adanya. Hampir tidak memiliki cacat sama sekali di mata Anita.

Saat pertama kali dia mendengar kalau putra sulungnya sudah tiada, Anita merasa dunianya runtuh. Belum lagi dengan semua hal yang terjadi setelahnya, mau marah pun Anita sudah tidak sanggup.

Kesedihannya membuatnya lupa kalau dia masih punya satu anak lagi yang seharusnya dia perhatikan juga. Reska jauh berbeda dengan Rasya, dia tumbuh dengan penuh tekanan dari Rasya yang terlalu sempurna, membuat Reska mendorong dirinya untuk bisa bersaing dan tidak kalah dari Rasya, dan Reska membuktikannya dengan segudang prestasinya.

Anita sadar sekarang, terlalu sempurna membuat Tuhan mengambil semuanya. Selama ini dia selalu berdoa agar keluarganya dilimpahi dengan kebahagiaan, kehangatan, dan semua hal yang baik lainnya. Saat melihat kedua putranya tumbuh menjadi anak-anak yang luar biasa, Anita kira kehidupannya sudah sempurna, tapi dia lupa kalau kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.

Dianugerahi dua orang putra yang luar biasa, Anita lupa kalau tidak akan mungkin ada dua matahari di langit yang sama. Salah satunya pasti harus mengalah. Perlahan dia mulai bisa menerima kalau putranya sudah tidak bersamanya lagi. Tapi rasa sakitnya tentu masih sering kali dia rasakan. Dia merindukan putranya.

"Nanti kalau Reska bisa pulang, Reska pulang dengan Gemini dan Zion." Anita menggeleng sambil tersenyum.

"Nggak usah, ribet amat pakai mau pulang segala. Nanti saja kalau kamu dan Gemini mau liburan ke tempat Mama sekalian ke sana. Nggak perlu pakai atur jadwal khusus segala. Kalian kan punya kesibukan dan pekerjaan masing-masing."

Reska dan Anita berbicara dengan pelan, takut-takut kalau Zion bisa mendengar karena apartemen yang mereka sewa memang tidak terlalu besar. Tidak ada pemisah juga antara meja makan dan ruang televisi.

Bisa dihitung dengan jari berapa kali Reska pergi ke makam Rasya. Tidak ada lima kali sepertinya, mungkin hanya tiga atau empat kali. Pertama saat Rasya disemayamkan, kedua saat dia harus mengantar Eleanor, dan yang ketiga mungkin sekitar empat tahun lalu saat dia juga membawa Zion kesana karena anak itu selalu menanyakan dimana Ibunya berada.

Thirty Five (Completed)Where stories live. Discover now