1

5.7K 439 14
                                    

10 tahun kemudian.....

"Nay, tolong bawakan semua catatannya ya. Sama es coffee latte buat saya..." Gemini yang baru datang langsung menuju ke kursi paling pojok sebelah kanan yang ada di belakang. Ini masih pukul setengah sembilan pagi dan pengunjung masih belum ramai. Hari ini dia akan memeriksa keuangan kafe sekaligus memastikan bahan makanan apa yang harus dia stok lagi.

Begini kehidupan Gemini setelah sepuluh tahun lalu gagal membina rumah tangga dengan lak-laki yang dia cintai, tapi sayang tidak mencintainya. Miris, cintanya bertepuk sebelah tangan dan menghantamnya dengan keras.

Be Coffee, coffee shop yang dia dirikan lima tahun lalu dan berkembang dengan baik menjadi salah satu kesibukan Gemini. Tentu saja selain pekerjaannya sebagai penulis naskah di salah satu platform streaming digital terbesar di dunia.

Awalnya dia membuka Be Coffee hanya untuk iseng-iseng semata. Selain mendirikan tempat dengan vibes yang nyaman untuk bekerja maupun hangout, Gemini juga sekalian bisa menyalurkan hobi masak abal-abalnya dan bekerja di sini. Mengawasi kafe sekaligus mencari ide untuk menulis. Tidak jarang saat sedang ramai Gemini akan ikut turun tangan melayani pelanggan.

Kebanyakan yang mampir ke kafe nya adalah orang-orang perkantoran dan pekerja-pekerja freelance. Itu juga karena Be Coffee memang ada di pusat kota Jakarta di tengah kawasan perkantoran, jadi wajar kalau pelanggan setianya ya golongan itu-itu saja.

Tidak lama kemudian Nadya datang membawa segelas es coffee latte dan beberapa tumpukan bon dan dokumen yang diminta oleh Gemini tadi.

"Thank you Nad..." Gemini menyambar dokumen tersebut dan mulai membukanya. Hari ini dia sedang tidak dalam perasaan yang baik untuk melanjutkan ceritanya setelah semalam dia diceramahi Galang habis-habisan.

Apalagi alasannya kalau bukan dia yang tidak pernah ada waktu untuk berkunjung ke tempat tinggal kakaknya itu. Bukan tanpa alasan, Gemini tahu apa yang akan terjadi di sana kalau dia menginjakkan kaki ke rumah Galang.

Dulu Gemini memang tinggal bersama Galang. Hanya kakaknya itu satu-satunya keluarga yang tersisa setelah kedua orang tuanya tiada. Semenjak Galang memutuskan menikah delapan tahun lalu, Gemini memilih tinggal sendiri. Alasannya sederhana, dia tidak mungkin membebankan Galang dengan dirinya. Galang tidak harus mengurus adiknya sampai akhir hayatnya kan.

Dengan penghasilannya yang lumayan dia memberanikan diri kredit rumah mungil dan sederhana di pinggiran kota yang tidak terlalu jauh. Dulu dia masih sering berkunjung ke sana, bermain dengan keponakannya. Belakangan ini Gemini mengurangi intensitas berkunjungnya, selain karena Galang yang akan mendesaknya untuk menikah, dia juga sedang malas dengan Mishayla.

Keponakannya itu berusia enam tahun dan makin menyebalkan seperti ayahnya. Banyak tanya dan tidak bisa diam, kepala Gemini langsung sakit kalau lama-lama berada di dekat Mishayla. Jadi setiap kali Galang bertanya dia bisa main ke rumahnya atau tidak jawaban Gemini selalu sama seperti buku panduan.

"Aku sibuk Mas, lagi banyak deadline, kafe juga lagi nggak bisa ditinggal. Lain kali aku mampir..."

Kalau sudah begitu apakah Galang marah? Pastinya, tapi selama mereka tidak bertemu tidak akan jadi masalah.

Gemini mulai mencatat beberapa bahan makanan yang dirasa harus dipesan lagi karena stoknya sudah semakin menipis. Sementara pengunjung kafe semakin siang tentu semakin padat. Apalagi kalau sudah jam makan siang.

Be Coffee memang tidak menyediakan banyak menu berat untuk makan karena kafe ini tidak dibuat untuk mereka yang ingin makan berat. Tapi Gemini tetap menyediakan beberapa menu ringan seperti nasi goreng, atau bagi beberapa orang roti bisa menjadi pilihan makanan yang mengenyangkan. Tidak heran kalau ada beberapa orang yang memilih makan siang di Be Coffee.

Thirty Five (Completed)Место, где живут истории. Откройте их для себя