3

4.8K 420 30
                                    

Saya kembali lagi!!! Hahaha...

Siapa yang masih nungguin? Jangan lupa vote dan commentnya. Happy reading all & thank you...

***

Entah sudah yang keberapa puluh kali Gemini berdecak saat ponselnya berbunyi. Siapa lagi kalau bukan ulah kakak semata wayangnya, Galang. Hari ini dia sudah berjanji akan mampir ke rumah Galang. Sekarang sudah hampir pukul delapan malam dan Galang sudah menerornya sejak satu jam yang lalu.

Gemini memang janji akan datang, tapi seingatnya dia tidak pernah berjanji akan datang di jam berapa tepatnya. Jadi jangan menyalahkannya. Lagipula sekarang dia juga sudah sampai, walaupun belum masuk ke dalam rumah kakaknya.

Gemini menekan bel berkali-kali. Tidak peduli jika setelah ini Galang akan memakinya. Asisten rumah tangga Galang berjalan tergopoh-gopoh membukakan pintu gerbang untuk Gemini.

"Mas Galang di rumah kan Mbok?" Tanya Gemini pada wanita paruh baya itu.

"Sudah ditunggu Bapak loh Non..." Gemini mengangguk, tidak lupa mengucapkan terima kasih sebelum dia berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam.

Di depan pintu dia bisa mendengar kalau semuanya sudah ada di meja makan. Mungkin mereka mulai makan tanpa menunggu Gemini karena terlalu lama. Dia berjalan santai. Belum sempat sampai di meja makan Mishayla, keponakannya sudah berseru girang menyambut kedatangan Gemini.

"Aunty Gem!!!" Ya, Gemini memang menyuruh Mishayla memanggilnya dengan sebutan Aunty supaya terdengar lebih keren.

Anak berusia enam tahun itu langsung turun dari pangkuan Galang dan menghambur pada Gemini. Memeluk pinggul Gemini sambil berjingkrak-jingkrak kegirangan. Sebenarnya Gemini tidak terlalu dekat dengan Mishayla karena menurutnya Mishayla cengeng dan rewel. Tapi tidak tahu kenapa anak ini selalu menyukai Gemini.

Tangan Gemini melingkari tubuh Mishayla, mencoba menghentikan aksi anak itu sekaligus menjaganya supaya tidak terjatuh. Setelah Mishayla sedikit tenang barulah dia menggandeng tangan keponakannya dan berjalan menuju ke meja makan.

Ada satu hal yang berbeda disini. Tatapan Gemini terkunci dengan mata teduh seseorang yang asing untuknya. Ada orang lain yang ikut makan malam dengan mereka selain kakaknya, kakak iparnya, dan dua keponakan bandelnya.

Gemini tahu siapa lelaki itu. Dia tidak tahu siapa namanya, tapi kalau boleh Gemini menebak, lelaki asing itu adalah salah satu dari sekian banyak lelaki yang disodorkan pada Gemini oleh Galang. Entah siapa lagi yang Galang ajak makan malam demi bisa dikenalkan padanya.

"Mas pikir kamu lebih sibuk dari Presiden. Bisa-bisanya makan malam baru sampai jam segini. Kita nungguin kamu dari tadi Gem..." Gemini hanya bisa nyengir.

"Biasa, sudah mau akhir bulan banyak yang dikerjakan." Gemini mengambil duduk di samping lelaki asing itu karena di samping kakak iparnya, Clarissa sudah ada Mishayla dan si kecil Manuel yang dipangku.

"Kenalin Gem, ini juniornya Mas waktu ambil spesialis dulu. Baru pindah dia." Kata Mas Galang. Gemini menoleh, kemudian mengulurkan tangannya pada lelaki itu.

"Gemini Djingga, adiknya Mas Galang, satu-satunya..." Ujarnya dengan percaya diri dan senyum tiga jari meskipun dia tahu kalau Galang sudah melotot di tempatnya. Uluran tangan Gemini tentu saja disambut oleh lelaki di sampingnya.

"Dirgantara, Tara...." Ramah, ditambah senyumnya juga manis. Wajahnya lumayan tampan, tapi yang menarik perhatian Gemini sejak tadi adalah manik hitam Dirgantara yang begitu teduh.

"Satu rumah sakit sama Mas Galang?" Tara menggeleng.

"Bukan, aku di rumah sakit lain. Baru pindah ke Jakarta..." Gemini manggut-manggut mendengarnya.

Thirty Five (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon