6

4.7K 385 18
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

"Aku pikir kamu bakalan mengajak aku makan kemana gitu. Ke tempat yang belum pernah aku cobain sebelumnya. Nggak tahunya malah makan di sini..." Kata Tara tidak habis pikir, tapi dia tetap memasukkan nasi goreng tersebut ke dalam mulutnya.

"Memangnya kamu sudah pernah ke sini?" Tanya Gemini memastikan.

"Belum sih..."

"Nah! Ya sudah berarti benar dong aku ajak kamu ke sini. Kan belum pernah." Gemini mana mungkin mau kalah berdebat dengan Tara. Bukan dengan Tara saja, tapi dengan siapapun itu dia tidak ingin kalah kalau bisa.

Tara pikir dia akan mendapati ajakan makan di salah satu restoran di Jakarta. Ternyata Gemini malah mengajaknya ke sini, makan nasi goreng di pinggir Taman Suropati. Tempat yang tidak pernah dikunjunginya juga selama di Jakarta. Makanan sederhana kebanggaan Indonesia. Bahkan mereka harus makan di dalam mobil karena memang tidak disediakan tempat yang cukup banyak. Ditambah kondisi yang sedang ramai.

"Padahal aku sudah siap-siap kalau kamu mau ngajakin makan ke tempat yang mahal." Tara tertawa setelah mengucapkannya.

"Lagi nggak mood makan yang aneh-aneh Mas. Biasa lah lagi banyak kerjaan yang harus diselesaikan secepat mungkin dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Mas Tara sendiri gimana? Perasaan jadi Dokter sibuk. Mas Galang aja sibuk, tapi Mas Tara kaya bisa keluyuran aja gitu..."

Jangan tanya Galang itu sibuknya luar biasa. Bahkan untuk sekedar menjawab telepon saja kadang tidak sempat karena jadwal prakteknya yang lumayan banyak. Tapi Tara, bahkan lelaki itu bisa jalan-jalan saat akhir pekan. Sekarang malah makan malam bersamanya.

"Beda dengan Mas Galang dong. Jam terbangnya Mas Galang kan sudah lebih tinggi. Kalau aku masih belum apa-apa..." Jawab Tara merendah. Gemini tentu saja tidak percaya. Usia mereka saja tidak berbeda jauh.

"Please deh Mas. Kalau belum apa-apa mana mungkin Mas Galang bawa kamu untuk dikenalin ke aku. Tahu kan Mas Galang itu kaya apa? Perfectionist. Jadi tolong nggak perlu pura-pura merendah."

Dari sekian banyak lelaki yang coba dijodohkan Galang untuk Gemini, semuanya bukan orang sembarangan. Gemini memang tidak pernah berkenalan lebih jauh, tapi sekali melihat juga matanya tidak bisa dibohongi. Mulai dari polisi, tentara, pebisnis, karyawan bank, sampai yang seprofesi dengan Galang pun bukan kaleng-kaleng. Dokter Internis, Dokter Gigi, Dokter Onkologi, Dokter Gizi, yang terakhir Dokter Anak, sama seperti Galang. Mungkin Galang sudah mulai putus asa menyodorkan banyaknya lelaki yang tidak membuat Gemini kecantol juga.

"Kalau begitu kenapa tidak ada yang bisa menarik perhatianmu sama sekali?" Gemini terdiam. Pertanyaan sederhana tapi terlalu sulit untuk dijawab.

"Gem, bagaimana kalau aku ceritakan tentangku, dan kamu bisa cerita tentang kamu. Apapun itu, yang kamu rasa bisa kamu bagikan padaku. Kalau tidak, ya jangan ceritakan. Aku tidak akan memaksa." Gemini menatap Tara dalam. Ada peperangan yang dia rasakan di dalam dirinya. Gemini tidak pernah terbuka pada siapapun. Orang-orang yang begitu mengenalnya dengan baik bisa dihitung dengan jari. Lalu apakah sekarang dia bisa sedikit terbuka tentang dirinya pada seorang Tara?

"Kamu pasti sudah tahu tentang aku dari Mas Galang, tidak ada yang perlu aku ceritakan lagi." Jawab Gemini.

"Tidak semua, Mas Galang tidak bisa menceritakan secara rinci karena dia tidak pernah mengalaminya. Lebih menarik mendengar langsung dari sudut pandang pemeran. Boleh aku mulai dulu?"

Terdiam beberapa saat, namun akhirnya Gemini mengangguk. Tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru kali ini. Kadang Gemini juga bosan kalau hanya punya Tasya dan Nicho sebagai pendengar setianya. Mereka bukan lagi sekedar sahabat Gemini. Tasya dan Nicho suami istri sekarang. Kalau Gemini membutuhkan mereka, maka dia harus siap-siap menjadi obat nyamuk diantara pasangan itu.

Thirty Five (Completed)Where stories live. Discover now