23

2.8K 246 10
                                    

Ada yang bete nggak nih Gemini balik sama Reska?

Hehehe, happy reading deh di part ini. Jangan lupa vote sama comment nya yaa. Terima kasih...

***

Tidak bisa tidur dengan nyenyak, satu kalimat yang sangat menggambarkan Gemini saat ini. Semalam setelah pulang dari rumah Galang, Gemini memang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan sendiri. Menyibukkan diri hingga dia lelah, tapi nyatanya hingga jam empat dini hari Gemini masih belum bisa memejamkan matanya.

Dia tidak bisa tidur. Bagaimana mungkin Gemini terlelap kalau kehidupannya diambang kehancuran. Reska memang brengsek, sekali datang mampu membuat Gemini kalang kabut dengan kelakuannya. Sebenarnya dia juga salah, tapi Gemini sudah kepalang basah dan terlanjur nyemplung.

Reska terlanjur tahu banyak tentang kehidupannya, kalau boleh Gemini tebak pasti dari Zion. Anak itu benar-benar menyebalkan, sama seperti ayahnya. Gemini kira dia akan mengabaikan Reska kalau lelaki itu mundur dan menjauh darinya. Entah apa yang ada di pikiran Reska hingga nekat untuk memulai kembali hubungan mereka, bahkan nekat datang menemui Galang untuk meminta Gemini menjadi istrinya.

Ego Gemini terlalu tinggi, kalau ini yang Reska kira terbaik maka akan Gemini tunjukkan seperti apa rasanya menjalani pernikahan dengan perempuan gila sepertinya. Tidak ada jalan untuk mundur bagi Reska, Gemini akan mengurung lelaki itu terjebak seumur hidupnya bersama seorang Gemini.

Pagi ini, pagi-pagi sekali, baru pukul tujuh pagi Gemini sudah ada di Be Coffee. Tara bilang dia ada praktek siang hingga malam, jadi pagi ini dia akan menemui Gemini. Sebenarnya kafe nya belum buka, tapi Gemini sudah duduk manis dengan dua cangkir kopi hangat. Satu untuk dirinya, dan satu lagi untuk Tara.

Sejak tadi pikiran Gemini melayang kemana-mana. Antara ragu tapi tetap harus maju, dia sudah memantapkan hatinya. Mungkin memilih meladeni Reska adalah kesalahan terbesarnya. Kesempatan kedua memang pantas diberikan untuk memperbaiki kesalahan, tapi tidak dengan mengulang kisah lama mereka juga.

Dia bisa mengerti kalau Galang begitu menentangnya. Gemini akui, Reska adalah lelaki yang baik dan tidak kurang suatu apapun selain kesalahan fatalnya dulu. Hanya satu kesalahan namun mampu mengubah seluruh pola pandang orang-orang terhadap Reska.

Gemini emosi saat melihat Reska di rumah Galang. Reska begitu keras kepala dan tidak bisa dibantah, masih sama seperti dulu. Gemini mengenal Reska sama seperti dia mengenal dirinya sendiri. Lelaki itu tidak akan mundur, tidak peduli jika kemarin Gemini benar-benar menghadiahi Reska dengan tinju nya.

Sebuah mobil terparkir tepat di depan jendela tempat Gemini sedang duduk. Tara keluar dengan pakaian rapinya. Kemeja biru muda dengan celana bahan abu-abu tua. Sederhana tapi mempesona. Gemini menghela nafasnya, dia benar-benar bodoh karena sudah melepaskan lelaki ini.

"Aku nggak tahu kalau Be Coffee sudah buka sepagi ini?" Tara duduk di hadapan Gemini, menyeruput kopinya sementara Gemini masih memandangi Tara dengan lekat. "Ada apa Gem? Nggak biasanya minta bertemu sekarang juga.." sambung Tara lagi.

Gemini mengerjapkan matanya beberapa kali. Berusaha mengumpulkan semua nyawa dan konsentrasinya yang sempat bubar tadi. Dia kembali menghirup udara dalam-dalam sebelum menjatuhkan bom untuk Tara.

"Mas, aku rasa kita cukup sampai disini saja. Berteman akan jauh lebih baik rasanya..."

Keduanya sama-sama terdiam dan saling menatap. Tidak ada kekagetan di wajah Tara, mungkin karena lelaki itu pandai mengendalikan perasaannya. Tapi lain ceritanya dengan Gemini. Dia tentu merasa bersalah pada Tara. Seolah-olah dia memberikan harapan palsu pada lelaki itu.

Sekilas Tara mengangguk mengerti. "Boleh aku tahu apa alasannya kalau kamu tidak keberatan?" tanya Tara tenang.

Sungguh Gemini ingin memeluk lelaki di hadapannya ini. Dengan apa yang baru saja terjadi Tara masih bisa sebaik ini. Tara bertanya, tapi tidak memaksa jika Gemini tidak berkenan untuk menjawab. Kali ini gantian Gemini yang menyeruput kopinya. Menyiapkan tenaganya untuk bisa bercerita pada Tara.

Thirty Five (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang