18

3.2K 251 11
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya yaa.

Terima kasih....

***

"Sumpah demi apa lo?" Tasya yang tadinya sedang rebahan di atas tempat tidur langsung berjingkat dan duduk seketika. Menatap Gemini dengan tatapan horornya. Sementara Gemini sendiri masih santai, kelewat santai malah.

Tasya mengerjap-ngerjapkan matanya lucu sekaligus bingung. Dia menggeser duduknya supaya lebih dekat dengan Gemini dan bisa memperhatikan wajah Gemini lebih jelas. Sahabat baiknya itu baru saja menceritakan pertemuannya dengan lelaki jahanam dari masa lalunya.

"Terus lo tenang aja gitu?" kening Gemini berkerut mendengar pertanyaan Tasya.

"Lo maunya gimana? Gue pencak silat di kafe? Di depan nyokapnya sama anaknya?" Tasya langsung menggeleng cepat.

"Si kampret ngamuk nggak lo marahin anaknya?" Tasya sungguh penasaran.

Gemini menggeleng, "nggak, dia kesal doang sih. Kelihatan dari mukanya. Cuma ya mau gimana. Anaknya bandel dan gue nggak suka. Dia hampir bikin semua pekerjaan gue melayang begitu saja. Terus dia berharap nya gue ketawa gitu? nggak gue seret keluar dari kafe saja sudah bagus." sahut Gemini kesal kalau mengingat peristiwa saat itu.

Tasya manggut-manggut setuju. Kalau dia ada di posisi yang sama dengan Gemini juga dia akan melakukan hal yang sama. Anaknya dulu berani mengacaukan pekerjaannya saja Tasya tidak segan-segan menghukum mereka. Apalagi ini bukan anak sendiri kan, anaknya mantan sialan lagi.

"Nggak ada istrinya Gem?" Gemini mengedikkan bahunya acuh.

"Nggak ada kemarin." sahut Gemini cuek. Dia tidak peduli. Bahkan kalau kemarin istrinya Reska ikut dia akan dengan senang hati memarahi pasangan itu karena menelantarkan anak mereka.

Berkeliaran di kafe Gemini dengan alasan tidak ada orang di rumah, tidak ada yang masak, baru pindah, tidak ada teman, dan masih banyak lagi alasan Zion yang menurut Gemini tidak masuk akal. Ingin membantah tapi Gemini malas berdebat dengan anak kecil. Buang-buang waktu.

Bicara tentang istri Reska, tidak perlu diperkenalkan juga Gemini bisa menebak pada siapa akhirnya Reska berlabuh. Dulu Reska meninggalkannya supaya bisa menikah dengan Eleanor. Melihat wajah Zion dia tidak perlu bertanya-tanya lagi apakah lelaki itu benar-benar menikahi Eleanor.

Zion punya kemiripan dengan wanita itu. Gemini hanya beberapa kali saja pernah bertemu dengan Eleanor, tapi dia tidak lupa seperti apa wanita yang hampir menjadi kakak iparnya itu. Cantik, lembut, dan berkulit putih, terlebih lagi Eleanor juga seorang Dokter. Sama seperti Reska.

"Reska banyak berubah nggak Gem? Tambah cakep apa tambah jelek dia? Masih cuek kayak dulu nggak?" Gemini melirik Tasya dengan malas.

"Sya, gue nggak perhatiin. Nggak banyak berubah kayaknya. Soalnya pas pertama kali lihat gue langsung tahu kalau itu si kutu kupret yang ada di depan gue."

Gemini tampak berpikir. Dia memang tidak kepikiran memperhatikan penampilan Reska kemarin. Yang pasti tidak banyak yang berubah dari lelaki itu. Hampir tidak ada yang berubah mungkin.

"Gila! Gila! Gila! Mas Galang tahu nggak Gem kalau si kampret balik lagi ke Jakarta? Mas Galang sudah tahu kalian sudah ketemu?" Tasya sudah bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Gemini yang masih duduk di tempat tidur.

"Kan gue masih berantem sama Mas Galang. Jadi gue diemin aja. Lagian gue ke Jepang aja gue nggak bilang sama Mas Galang, cuma kasih tahu Mbak Clarissa saja. Eh dia telpon gue ngomel-ngomel dong siangnya. Makin mirip emak-emak deh Mas Galang sekarang Sya."

Tasya menghela nafas. Dia maklum kalau makin kesini Galang makin galak seperti. Bagaimana tidak kalau dia harus melihat Gemini yang begini-begini saja. Jujur Gemini menyeramkan, ibarat vampir.

Thirty Five (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang