Bab 6

181 13 0
                                    

"Bagaimana kabarmu, Fi? Apa kamu baik-baik saja?" Suara Ibu Fiona terdengar pelan dan terkesan hati-hati.

Ibu sudah tahu apa yang terjadi, pikir Fiona saat mendengar suara Ibunya melalui sambungan telepon.

Setelah Bibi Sul menutup pintu kamar Fiona, ponsel milik wanita itu kembali bergetar. Sebuah panggilan masuk datang ke ponsel Fiona.

"Ya, aku baik-baik saja," balas Fiona. Bahkan wanita itu tidak menitikkan air mata sekalipun hatinya tinggal serpihan kecil.

"Ibu tadi pergi ke rumahmu, tapi kamu tidak ada. Pagar rumahmu juga digembok. Apa kamu sedang pergi berlibur?"

Suara Ibu Fiona masih terdengar kalem. Ia tak mau mencecar putrinya.

"Aku sudah pindah," ucap Fiona datar.

"Pindah? Ke mana? Kenapa tidak memberitahu kami?"

Fiona langsung beranggapan jika Ayah sedang berada di samping Ibunya. 

"Aku akan memberitahu Ibu nanti," balas Fiona sengaja tidak mau memberitahu alamat rumah barunya. Dan Ibu Fiona tidak ingin memaksa.

"Baiklah." Ibu Fiona berusaha untuk memahami keputusan putrinya. Ia tahu Fiona sedang terluka. Fiona pasti butuh menenangkan diri. "Dengan siapa kamu tinggal, Fi? Apa Bibi Sul ada bersamamu?"

"Ya."

"Apa Krisna juga ada di sana?"

"Ya. Dia akan menjagaku di sini."

Ibu Fiona mendesah pelan. Sesungguhnya wanita itu kurang setuju jika Krisna ikut tinggal bersama Fiona. Tapi ia tak bisa mencegah keinginan putrinya.

"Kalau ada apa-apa kamu harus menelepon Ibu, ya?"

"Ya," balas Fiona singkat. Tak sepenuh hati.

"Ibu tutup dulu teleponnya."

Fiona menurunkan ponselnya, lantas meletakkan benda itu di atas meja. Tanpa mengucapkan salam perpisahan atau sekadar membalas ucapan Ibunya.

**

Pagi itu Fiona membuka kedua matanya. Ia merasa baru saja terbangun dari tidur panjang yang dipenuhi dengan kilasan bayangan masa kecil yang penuh dengan kebahagiaan. Namun, beberapa detik berlalu, wanita itu mengedarkan tatapan ke sekeliling dan seketika ia tersadar. Alih-alih terbangun di salah satu gumpalan awan yang sedang mengapung di angkasa, wanita itu justru sedang terbaring di salah satu ranjang rumah sakit dengan berbagai peralatan medis melekat di tubuhnya.

Fiona tahu jika upayanya untuk menghilang dari dunia ini gagal total. Alih-alih menjauh dari Edgar, pria itu justru sedang berada di sebelah tubuhnya ketika Fiona membuka mata. 

Wajah Edgar dipenuhi dengan rasa haru saat mengetahui Fiona telah membuka kedua matanya. Namun, pria itu tidak langsung memberi tahu Fiona tentang kondisi kakinya. Edgar tidak sampai hati memberitahu Fiona dan ia menyerahkan semuanya pada Dokter yang merawat Fiona.

Sekali lagi dan ini terlalu parah bagi Fiona saat ia mengetahui jika kedua kakinya tidak bisa digerakkan. Dokter memvonis Fiona lumpuh pasca kecelakaan itu.

Setelah hati Fiona tinggal serpihan kecil, ia mesti menerima kenyataan jika kedua kakinya sudah tidak bisa berfungsi normal lagi. Fiona mungkin harus menghabiskan sisa hidupnya di atas kursi roda. Hati Fiona hancur tak bersisa.

Namun, Edgar justru berusaha menguatkan perasaan Fiona di antara kekalutan hati wanita itu. Ia mendekap tubuh Fiona begitu erat seolah tidak ingin membiarkan wanita itu merasa patah sendirian. Edgar berjanji akan selalu ada untuk Fiona.

Seketika pikiran Fiona berubah haluan. Ia yang tadinya ingin menghilang dari dunia ini, tiba-tiba saja ingin membalaskan rasa sakit yang dialaminya. Hatinya yang hancur memang tidak akan bisa direkatkan kembali. Akan tetapi Fiona ingin membuat orang yang menghancurkan hatinya merasakan hal yang sama. Setidaknya mereka impas.

Diam-diam Fiona merancang sebuah skenario balas dendam. Ia memulainya dari hal sepele. Ada kalanya hal-hal kecil bisa membuat seseorang merasa cukup terganggu. Nanti jika waktunya telah tiba, Fiona akan melakukan hal besar yang juga berakibat besar.

Dengan uang dimilikinya, Fiona tidak akan kesulitan untuk menemukan seseorang yang bisa membantunya menjalankan skenario balas dendam. Di zaman sekarang orang bisa melakukan apa saja demi pundi-pundi rupiah. Dan Fiona akan memanfaatkan orang-orang dengan pemikiran serupa demi kepentingannya. Tak peduli berapa rupiah yang mesti ia bayar, Fiona tetap pada tujuan balas dendamnya.

***
 

MY DANGEROUS WIFE season 2 (End)Where stories live. Discover now