Bab 31

140 19 0
                                    

Ibu Fiona telah pergi beberapa jam yang lalu. Wanita itu merasa cukup lega usai melihat kondisi putrinya yang terlihat baik-baik saja. Ia tidak tampak seperti orang yang sedang patah hati. Hanya suasana hati Fiona saja yang tidak stabil. Selain itu Fiona perlu menambah berat badannya sedikit agar terlihat jauh lebih sehat.

Usai membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam, Bibi Sul memberitahu Fiona jika ponsel yang ia tinggalkan di atas tempat tidur bergetar. Fiona belum sempat menyimpan alat komunikasinya di dalam saku kardigan seperti biasa yang ia lakukan.

Bibi Sul berinisiatif mengambilkan ponsel Fiona.

"Terima kasih, Bi."

Setelah Fiona menerima ponselnya, Bibi Sul undur diri. Wanita itu selalu tahu harus bagaimana jika majikannya sedang menerima telepon.

"Ada kabar apa?" Fiona baru menjawab telepon setelah Bibi Sul menutup pintu kamarnya. Ia baru akan kembali satu jam lagi setelah Fiona menyelesaikan makan malamnya.

"Wanita itu meninggal sore tadi, Nyonya," lapor seseorang dari ujung telepon. Suara seorang pria yang selama beberapa bulan terakhir kerap berkomunikasi dengan Fiona.

"Apa kamu sudah memastikannya sendiri?"

"Saya sudah memeriksanya sendiri ke rumah wanita itu, Nyonya."

"Baiklah." Tanpa perlu turun tangan, permasalahan Mira telah selesai. "Apa kamu sudah menyelidiki kasus kecelakaan itu?"

"Ya, Nyonya. Tapi tidak ada bukti atau saksi di tempat kejadian. Sulit untuk menelusuri jejak pelakunya."

"Bagaimana dengan polisi? Apa mereka sudah menemukan pelakunya?"

"Sepertinya belum. Tapi, Nyonya... "

"Apa?"

"Beberapa hari yang lalu ada yang melihat Pak Burhan di kawasan itu. Saya tidak tahu apa itu ada hubungannya dengan kecelakaan atau tidak."

Ayah?

Fiona tercekat mendengar nama ayahnya disebut. Sebagai putri pemilik bisnis tambang, Fiona hafal betul daerah mana saja yang dikunjungi ayahnya. Dan kampung halaman Mira bukanlah termasuk daftar tempat yang biasa didatangi Ayah Fiona. Tidak ada bahan tambang di kawasan itu. Apa jangan-jangan kecelakaan Mira berkaitan erat dengan ayah Fiona?

"Baiklah. Tugasmu sudah selesai. Aku akan mengirimkan uangnya setelah ini."

"Terima kasih, Nyonya."

"Senang bekerja sama denganmu."

"Sama-sama, Nyonya."

Fiona meletakkan ponselnya setelah memenuhi janjinya untuk mengirim sejumlah uang ke dalam rekening pria itu. Namun, pertanyaan tentang Ayahnya masih memenuhi benak Fiona.

Belakangan Fiona tahu jika ayahnya mengawasi kehidupan rumah tangganya. Bahkan Ayah Fiona juga yang mengetahui perselingkuhan Edgar. Akan tetapi, Fiona tidak pernah menduga jika ayahnya diam-diam 'bergerak' untuk menghukum Mira dengan caranya sendiri.

Baru beberapa menit ponsel Fiona tersimpan di dalam saku kardigan, benda itu kembali bergetar. Fiona sempat menduga jika orang suruhannya kembali menelepon. Tapi, dugaan Fiona meleset. Dokter Frans yang menelepon kali ini.

"Halo, Frans?"

"Hai, Fi." Dokter Frans membalas sapa Fiona dengan suara setingkat lebih pelan dari biasa. "Apa aku mengganggu?"

"Tidak. Jangan pikirkan hal seperti itu. Kamu tahu aku seorang pengangguran, Frans. Aku tidak pernah sesibuk dirimu. Apalagi sekarang sudah malam, kan?"

Bahkan saat ini masih jam tujuh malam. Terlalu dini untuk membaringkan tubuh di atas tempat tidur.

Jika ini situasi normal, Frans pasti akan meledakkan tawa mendengar celotehan Fiona. Tapi kali ini situasinya berbeda.

"Fi. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu. Kurasa kamu harus mengetahuinya." Dokter Frans berniat ingin langsung melaporkan kabar terbaru yang didapatnya pada Fiona. "Siang tadi Edgar dibawa ke rumah sakit. Dia tidak sadarkan diri."

Fiona kaget. Tadi siang ia bertemu Edgar di kafe dan pria itu terlihat sehat meskipun ingatannya belum kembali. Bagaimana bisa Edgar tidak sadarkan diri?

"Kenapa dengan Edgar, Frans?"

"Aku masih belum mendapatkan informasi detailnya. Tapi yang kudengar Edgar dibawa ke rumah sakit oleh karyawan sebuah kafe."

"Bagaimana kondisinya?"

"Dia sudah sadar. Keluarganya baru saja tiba."

"Apa ada yang serius?"

"Entahlah. Mungkin dokter akan melakukan observasi lebih lanjut. Aku akan melaporkan setiap perkembangannya padamu."

"Baiklah."

Fiona menutup teleponnya.

Jika Edgar dilarikan ke rumah sakit oleh karyawan kafe, itu berarti Edgar tidak sadarkan diri sesaat setelah Fiona pergi meninggalkan kafe. Apa ada yang salah dengan kepalanya?

***

MY DANGEROUS WIFE season 2 (End)Where stories live. Discover now