Bab 37

133 21 1
                                    

Ada saatnya uang sangat bisa diandalkan untuk menyelesaikan segala macam urusan.

Setelah menunggu beberapa pekan, akhirnya hari ini pengadilan agama resmi mengeluarkan putusan cerai antara Fiona dan Edgar. Kalau saja urusan perceraian itu diproses normal seperti yang lain, Fiona harus menunggu beberapa bulan lagi hingga putusan pengadilan agama keluar. Akan tetapi, berkat sejumlah dana yang digelontorkan Fiona melalui Billy, urusan perceraian itu diproses lebih cepat dari yang seharusnya dan Fiona juga tidak perlu repot-repot datang ke persidangan.

Billy tidak menilai itu sebagai sebuah kejahatan. Toh, Fiona hanya ingin mempercepat proses perceraiannya. Fiona bukan penjahat yang ingin dianggap tidak bersalah di mata hukum. Jadi, Billy menganggap tidak ada masalah dengan sejumlah dana yang dihabiskan Fiona untuk mempercepat urusannya.

"Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih padamu, Bil," ucap Fiona  dengan tulus melalui sambungan telepon. Ia baru saja diberitahu Billy jika putusan pengadilan sudah keluar.

"Sama-sama, Fi. Aku merasa terhormat karena kamu sudah mempercayakan masalahmu padaku," balas Billy. Di antara sekian banyak pengacara, Fiona justru memilihnya untuk menangani urusan perceraian. Uang yang ditransfer Fiona ke dalam rekening Billy juga tidak main-main jumlahnya.

"Jika aku butuh bantuan, aku pasti akan menggunakan jasamu lagi."

"Terima kasih, Fi. Jangan sungkan-sungkan meminta bantuan padaku. Oh ya, apa kamu ingin aku mengantarkan sendiri akta cerainya ataukah .... "

"Kirimkan saja lewat kurir, Bil. Aku tidak mau kamu repot-repot datang kemari. Kamu pasti sibuk, iya kan?"

Billy menanggapi pertanyaan Fiona dengan gelak tawa. Pria itu tidak menampik jika akhir-akhir ini ia disibukkan dengan berbagai macam kasus.

"Aku baru ingat sesuatu, Fi." Mendadak Billy teringat sesuatu, tapi bukan tentang perceraian Fiona. Ini masalah lain. "Sebenarnya aku tidak tahu harus memberitahu masalah ini padamu atau tidak. Tapi aku merasa perlu memberitahumu."

"Ada apa, Bil?" Fiona justru merasa penasaran karena kebimbangan Billy. Mungkin saja hal yang akan disampaikan Billy tidak terlalu penting, tapi Fiona cukup sekedar mengetahuinya saja.

"Beberapa hari yang lalu pabrik garmen milik kedua orang tua Edgar terbakar. Semuanya habis tak bersisa. Mungkin kamu sudah melihatnya di berita," ungkap Billy cukup membuat Fiona kaget.

"Aku tidak tahu soal itu, Bil." Fiona tak tahu menahu masalah kebakaran itu. Ia juga nyaris tidak pernah menonton berita di televisi. Setelah menjalani terapi, Fiona memanfaatkan waktunya untuk beristirahat. "Lantas apa ada korban jiwa?"

"Tidak ada. Kejadiannya malam hari saat tidak ada karyawan yang bekerja di pabrik."

"Apa penyebabnya sudah diketahui?"

"Yang kutahu dugaan sementara dari pihak kepolisian kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik. Tapi mungkin sekarang polisi sudah selesai melakukan olah TKP."

Fiona terdiam beberapa lama. Apakah ini sebuah kebetulan?

"Keluarga Edgar terancam bangkrut, Fi. Meskipun mereka bisa mengklaim asuransi, mereka belum tentu bisa membangun usaha serupa. Belum lagi mereka harus membayar gaji karyawan dan membayar utang."

Sebenarnya siapapun bisa bangkit setelah mengalami kejadian seperti itu. Tapi, terlalu sulit untuk bisa kembali menjadi seperti semula. Mereka harus memulai dari awal lagi, membangun kepercayaan lagi, dan semua itu butuh proses. Waktunya juga tidak singkat.

"Mereka pasti bisa bangkit lagi," ucap Fiona lirih.

"Kuharap juga seperti itu."

Fiona berinisiatif mengakhiri percakapan itu dengan dalih harus melakukan sesuatu.

Fiona sempat menduga jika semesta sedang memihaknya saat ia memperoleh laporan bahwa Mira mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Tapi dugaan itu salah. Kenyataannya seseorang sengaja ingin mencelakai Mira dan orang itu adalah ayah Fiona sendiri. Apakah kali ini kebakaran itu juga ulah seseorang? Mungkinkah ayah Fiona dalang dibalik kebakaran itu?

Wanita itu bergegas mengetikkan sesuatu di laman pencarian di ponsel yang sejak tadi masih dalam genggamannya. Ia mencari berita tentang kebakaran yang melanda pabrik garmen milik kedua orang tua Edgar. Dan ia berhasil menemukannya tidak kurang dari dua menit berselang.

Baris demi baris yang tercetak dalam artikel itu Fiona cermati dengan kening berkerut.

"Tidak mungkin." Tanpa sadar Fiona menggumam sendirian. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri dengan gerakan lambat.

Dalam berita yang Fiona baca, disebutkan jika penyebab kebakaran pabrik garmen itu adalah korsleting listrik. Polisi sama sekali tidak menemukan bukti jika pabrik sengaja dibakar seseorang.

Itu mustahil, batin Fiona menolak apa yang tertulis dalam berita yang baru saja habis dibacanya. Memang, Fiona tidak tahu betul bagaimana sepak terjang ayahnya di luar sana. Tapi pria itu bisa membuat sebuah skenario tabrak lari yang tidak dapat diungkap oleh pihak kepolisian. Dengan sejumlah uang, koneksi, dan kekuasaan ayahnya, Fiona sangat yakin jika ayahnya bisa merekayasa sebuah kebakaran pabrik sekalipun. Meskipun hal itu tidak mudah untuk dilakukan, tapi Fiona percaya ayahnya mampu untuk melakukan semua itu.

Fiona meletakkan ponselnya di atas meja usai menelepon seseorang yang beberapa waktu terakhir tidak pernah ia hubungi. Ia ingin orang itu mencari tahu informasi tentang kebakaran yang menghanguskan pabrik garmen milik kedua orang tua Edgar dan dampaknya terhadap keluarga mereka. Sehancur apa kehidupan Edgar sekarang? Apakah pria itu masih bisa bangkit dan melanjutkan hidup dengan baik? Ataukah sebaliknya, ia hidup dalam keterpurukan dan putus asa.

***

MY DANGEROUS WIFE season 2 (End)Where stories live. Discover now