12. Yang Sebenarnya

45 10 0
                                    

 Cinta sampai di taman bersama kedua sahabatnya. Aksa berada di sana. Pria tinggi itu sedang berlari memutari air mancur ditengah taman. Bukannya berolahraga, kini Cinta malah duduk di bangku bersama Sandra. Sementara itu Alex begitu bersemangat ketika melihat Aksa.

 "Woi, Bang!" Seru Alex sambil berlari menghampiri Aksa.

 Sandra menggeleng melihat kelakuan Alex.

 "Cin, ternyata kakak lo lebih ganteng dari yang gue lihat di foto, sumpah!" ujar Sandra geregetan.

 Cinta mendengus kesal, "Dia bukan kakak gue."

 "Iya, iya…. Gimana kalau kita sebut mantan?" goda Sandra.

 "Apaan sih lo!" kesalnya pada Sandra sambil memukul lengan gadis mungil itu.

 "Aw! Sakit Cin!"

 Keduanya kembali memperhatikan Alex yang tampak sudah tak kuat berlari, sedangkan Aksa masih berlari dengan kecepatan tetap. Cinta dan Sandra tertawa, memberikan jempol terbalik pada Alex. Alex pun menepi dengan nafas terengah-engah.

 "Cin," Sandra menyenggol pundak Cinta. "Lari gih sama kakak lo. Katanya mau langsing."

 "Hih, udah gue bilangin. Dia bukan Kakak gu…" ucapan Cinta terhenti karena Aksa datang menghampiri.

 "Hai, Kak Aksa," sapa Sandra dengan malu-malu.

 "Hai," balas Aksa.

 Cinta melihat ke arah lain sambil mencebik, hal itu tak luput dari perhatian Aksa. Sikap Cinta sudah menjadi hal yang sangat biasa bagi Aksa, jadi ia mengabaikannya dan kembali memperhatikan Sandra dan juga Alex.

 "Kalian udah selesai olahraganya?"

 "Udah Kak, udah," jawab Sandra antusias.

 "Udah apaan? Dari tadi kan lo sama Cinta cuma duduk-duduk," timpal Alex, dan segera mendapat lirikan tajam dari Sandra.

 Cinta memilih untuk memakai earphone dan mendengarkan lagu ketimbang mendengarkan obrolan kedua sahabatnya dengan Aksa. Hingga tiba-tiba lengan kirinya ditarik begitu saja oleh Sandra. Cinta kebingungan sambil berjalan mengikuti Sandra, kemudian ia melepas earphone. Tampak Aksa dan Alex sudah berjalan beberapa langkah di depan.

 "Mau kemana?" tanya Cinta pada Sandra.

 "Kak Aksa mau traktir sarapan," jawab Sandra dengan bisikan.

 "Dasar pencari perhatian," monolog Cinta dalam hati.

 Sampailah keempat orang itu di depan gerobak bubur ayam. Cinta, Sandra, dan Alex duduk, sedangkan Aksa menghampiri penjual bubur ayam.

 "Komplit kan?" tanya Aksa sambil melihat ke arah Cinta, Sandra, dan Alex. 

 Sandra mengangguk sambil tersenyum, Alex hanya menunjukkan jempolnya, sedangkan Cinta hanya diam sambil melipat kedua tangan di depan dada. Tidak hanya memesan bubur ayam, Aksa juga membeli empat botol air mineral.

 "Silahkan, Mas." Pak Dul, penjual bubur ayam itu meletakkan pesanan satu persatu.

 "Makasih, Pak," ucap Aksa.

 "Ini yang ekstra ayam punya siapa?" tanya Pak Dul.

 Aksa mengambil semangkuk bubur dengan ekstra ayam itu, lalu meletakkannya di depan Cinta. Sementara itu Cinta sedikit terkejut, begitupun dengan Sandra dan Alex yang kini saling menatap. Cinta tak menyangka jika Aksa hafal apa yang Cinta suka dan tidak disuka. Cinta suka bubur ayam dengan ekstra ayam, lalu tak suka kacang kedelai dan juga daun bawang mentah. 

 Kini Cinta merasa tak enak hati. Sejak tadi sikapnya begitu tidak ramah terhadap Aksa, namun kakak tirinya itu malah memperhatikan apa yang akan Cinta makan. Cinta hanya diam dan mengaduk-aduk buburnya ketika yang lain sudah mulai menyantap. Tanpa sengaja pandangan Cinta bertemu dengan Aksa yang duduk di seberangnya.

AKSA dan CINTAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum