39. Harapan Yang Hancur

22 4 0
                                    

 Keesokan harinya Cinta benar-benar menunggu kedatangan Aksa. Aksa sudah berjanji bahwa hari ini akan datang dan mengatakan kepada Aris dan Mayang tentang hubungan mereka. Tapi ternyata pria itu ada acara mendesak dan harus selesai hari ini juga. Jadi bisa dipastikan datang terlambat. 

 Cinta merasa gugup, bahkan sejak pagi gadis itu terlihat sering naik turun lantai satu dan dua untuk mengecek apakah Aksa sudah datang apa belum.

 “Mbak Cinta kenapa sih? Dari tadi mondar-mandir, naik turun mulu,” tegur Sus Rani ketika Cinta baru masuk ke ruang tengah.

 “Enggak,” Cinta menggeleng dan bersikap kikuk. “Itu aku nungguin bang Jaja, tukang bakso. Apa hari minggu dia nggak jualan ya?” kilahnya sambil menggaruk tengkuk. 

 Sus Rani dan Bik Sumi saling pandang, kemudian menggeleng, lalu pergi ke dapur. 

 Cinta hendak kembali ke lantai dua, namun berhenti ketika sampai di depan pintu ruang kerja sang Ayah. Cinta mendengar samar-samar suara Aris dan Mayang yang sepertinya sedang berdebat. Gadis itu mendekat ke pintu karena begitu penasaran, apalagi mendengar namanya disebut.

 “Cinta itu pacar Antony, Yah.”

 “Tapi ayah nggak yakin soal itu, Buk. Ayah rasa Antony bohong sama ayah soal itu. Meski hal lainnya anak itu memang jujur dan baik. Berkat Antony juga ayah menang tender untuk proyek ini,” ujarnya sambil melihat ke meja gambar.

 Antony telah memanfaatkan profesi Aris untuk dapat mendekatkan dirinya pada keluarga Cinta. Pria licik itu merekomendasikan Aris sebagai arsitek untuk proyek baru L company yang akan berjalan. 

 “Yah, gimana kalau kita ngomong yang sebenarnya sama anak-anak?”

 Pertanyaan Mayang membuat Aris langsung memandang dengan serius. Saat itu Cinta membuka pintu lebih lebar, membuat kedua orang tuanya menoleh. Aris dan Mayang tampak terkejut hingga membuat Cinta bingung.

 “Maaf Yah, Buk. Aku nggak ngetuk dulu,” ucapnya yang tak enak hati.

 Mayang tersenyum, kemudian bertanya “Ada apa, Dek?”

 Cinta berjalan mendekat, kemudian duduk di samping Mayang. 

 “Maaf, tadi aku nggak sengaja denger obrolannya,” ucapnya hati-hati.

 Aris dan Mayang saling pandang sebentar, kemudian Mayang beralih memandang Cinta sambil tersenyum.

 “Kalian ngomongin aku?”

 Aris menghela nafas sebelum menjawab, “Iya, kita lagi ngomongin hubungan kamu sama Antony.”

 “Oh ya, gimana hubungan kalian? Baik-baik aja?” tanya Mayang

 Mendengar pertanyaan itu membuat Cinta bingung. Gadis itu menunduk sambil memainkan kuku cantiknya.

 “Sebenernya Aku sama Antony udah lama putus,” cicitnya. 

 Aris dan Mayang tampak terkejut, lalu saling pandang. 

 “Lho, kok kamu nggak cerita?” tanya Aris.

 Cinta mengangkat wajah, menatap sang ayah. “Ngapain juga tiba-tiba cerita hal kaya gitu ke ayah?”

 Raut wajah Aris langsung berubah. Tiba-tiba ia menyadari, ada sesuatu yang hilang antara dirinya dan sang putri. Bahwa sejak dirinya menikah dengan Mayang, putri kesayangannya itu tak pernah banyak bercerita seperti dulu. Bahkan seperti tercipta jarak antara dirinya dan Cinta.

 “Jadi selama ini Antony bohong sama kita?” tanya Mayang sambil memandang Aris. 

 Aris tampak biasa saja, sementara istrinya rampak bingung memandang dirinya dan Cinta bergantian. Cinta tak menanggapi Mayang, lalu bangun dari duduknya.

AKSA dan CINTAWhere stories live. Discover now