31. Kejutan Raisa

18 9 0
                                    

 "Ada apa, Kak?" tanya Cinta ketika mereka berhenti di depan pintu penginapan gadis-gadis.

 "Blazer kamu yang tadi mana?" tanya Aksa sambil melihat beberapa pakaian di sandaran kursi dekat pintu.

 "Ada di ruang ganti tempat Kakak pemotretan tadi. Kenapa sih?"

 Aksa berdecak kecewa. "Kenapa nggak dipake?" tanya Aksa dengan raut kesal.

 Kening Cinta berkerut, "Masa mau ambil gambar di pantai, aku pakai blazer itu? Nggak cocok banget Kak. CEO perusahaan fashion masa nggak ngerti?" Cinta menahan tawa di kalimat terakhirnya.

 Cinta menggeleng, lalu beranjak meninggalkan Aksa. Tapi Aksa menyusul langkah Cinta dan meraih tangannya hingga gadis itu berhenti.

 "Ada apa lagi, Kak Aksa? CEO ku yang paling ganteng?" tanya Cinta dengan canda.

 Aksa sampai tertawa dibuatnya, "Coba ngomong lagi apa tadi?"

 "Nggak mau," jawab Cinta ketus sambil melipat kedua tangan di depan dada.

 Aksa melihat kesana kemari, kemudian melepas satu per satu kancing kemeja lengan panjang yang dikenakannya. Aksa melepas kemeja putih itu, lalu memakaikannya pada Cinta.

 "Ini apa-apaan sih? Pak CEO mau eksperimen apa gimana?" tanya Cinta dengan tawa ketika Aksa sedang memakaikan kemeja itu.

 "Biar kulit kamu nggak item kalau main di pantai."

 Lagi-lagi jawaban Aksa membuat kening Cinta berkerut. Cinta masih tak mengerti alasan sebenarnya Aksa bersikap demikian. Pria yang kini hanya mengenakan kaos putih polos dan celana jin itu tampak puas karena Cinta memakai busana yang lebih tertutup. 

 Ketika Aksa sedang tersenyum-senyum melihat kemejanya yang tampak kebesaran di tubuh kurus Cinta, tiba-tiba saja teman-teman Cinta datang. Aksa yang menyadari para gadis yang sudah melihatnya itu, segera berpikir cepat.

 "Cinta, saya kan sudah bilang sama kamu. Saya nggak suka kemeja itu, kurang nyaman dipakai."

 Cinta sangat terkejut dan bingung terhadap perkataan dan sikap Aksa yang tiba-tiba saja berubah. Ia membuka mulut hendak memprotes Aksa, namun CEO tampan itu kembali bicara.

 "Sekarang kamu pakai itu kemeja," ucapnya sebelum beranjak meninggalkan Cinta.

 Cinta merasa kesal dengan sikap Aksa yang begitu aneh. Gadis itu berbalik, hendak mengejar Aksa.

 "Maksudnya…" ucapan Cinta terhenti ketika melihat teman-temannya yang sedang menyapa Aksa.

 "Eh, Pak Aksa."

 Aksa hanya tersenyum tipis, pria tinggi itu terus melangkah keluar dari halaman penginapan. 

 Sementara itu Cinta yang bingung harus bagaimana hanya kikuk di tempat. Gadis manis itu hanya meringis kaku ketika Hani dan Dita memperhatikan kemeja kebesaran Cinta.

 "Ini kemeja Pak Aksa?" tanya Dita.

 "Lo kena omel? Nggak salah denger kan gue?" tanya Hani.

 Cinta hanya kembali meringis menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu. 

 "Nggak nyangka gue Pak CEO ganteng bisa marah sama lo."

 Teman-teman Cinta hanya mengambil beberapa pakaian di kursi, kemudian pergi. Cinta pun mengikuti yang lain. Tentu saja gadis itu masih mengenakan kemeja kebesaran tadi karena tak ingin membuat Aksa marah-marah.

 Sore hari semua berkumpul di pantai untuk menyaksikan indahnya matahari tenggelam. Cinta duduk di pasir bersama teman-temannya, lebih tepatnya Alex berada tepat di sebelah kanan gadis itu. Aksa yang berdiri di bagian paling belakang bersama Jehan, tak bisa berkonsentrasi memandang matahari tenggelam. Apalagi ketika Cinta tampak sedang bercanda dengan Alex di depan sana.

AKSA dan CINTAWhere stories live. Discover now