25. Saling Melepas Rindu

35 8 0
                                    

  Setelah menyelesaikan tugas dari Aksa, Cinta berjalan cepat menuju ke ruangan CEO itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Setelah menyelesaikan tugas dari Aksa, Cinta berjalan cepat menuju ke ruangan CEO itu. Nafasnya memburu, rasanya sudah tak tahan lagi ingin meluapkan kekesalannya pada Aksa. Gadis itu mendorong pintu tanpa mengetuk, kemudian meletakkan tumpukkan dokumen dengan kasar ke meja di hadapan Aksa. 

 Aksa terdiam, ia sangat terkejut. Di perhatiannya wajah cantik yang kini tampak begitu kesal. Aksa perlahan bangun dari duduknya. Ia membuka mulut, hendak bertanya pada Cinta, namun gadis itu mendahuluinya. 

 "Seberapa besar salahku sama Kakak?" tanya Cinta sambil menatap Aksa.

 "Enggak. Kamu nggak ada salah apa-apa," jawab Aksa yang masih menatap Cinta dengan bingung.

 "Terus, kenapa Kakak terus kaya gini sama aku? Kakak sengaja ngerjain aku, tapi kadang sok peduli sama aku dan…"

 "Kakak takut," sela Aksa. 

 Aksa menunduk, dia telah paham atas sikap Cinta. Kini dia malah takut, takut jika Cinta benar-benar marah padanya lalu memutuskan untuk berhenti menjadi sekretarisnya, atau bahkan yang lebih buruk adalah jika Cinta resign dari perusahaan.

 "Takut?" tanya Cinta lirih.

 "Kakak tahu bagaimana hubungan kamu sama Antony saat ini. Kakak pikir dengan menjadikan kamu sekretaris, kamu akan lebih sibuk dan nggak sering ketemu Antony. Kakak juga bisa lebih jaga kamu karena kita bisa bareng terus."

 Seketika pandangan Cinta teralihkan. Mata yang sudah berkaca-kaca itu menatap mata Aksa. Tangan kanan Aksa perlahan terangkat, lalu mengusap kepala Cinta.

 "Kalau kamu pikir Kakak seperti itu karena marah atau bahkan dendam sama kamu, itu nggak benar. Jangan nangis, nanti jelek."

 Butiran bening di pelupuk mata Cinta pecah pun pecah. Tangan kiri Aksa terangkat, kedua tangannya pun telah siap memeluk Cinta. Namun Aksa hanya menangkap angin karena Cinta tiba-tiba berjongkok. Gadis itu menangis, kepalanya menunduk.

 Sesaat Aksa terdiam melihat Cinta yang semakin terisak. Aksa bingung harus berbuat apa. Aksa melihat ke sekitar untuk memastikan tak ada orang lain di sana. Setelah itu ia berjongkok, meraih telapak tangan Cinta dan menggenggamnya erat. Tangis gadis itu terhenti, lalu menatap Aksa.

 "Baru juga Kakak ngomong, eh kamu malah mewek."

 Cinta mengerucutkan bibir, Aksa pun tertawa. Make up gadis manis itu sedikit berantakan, begitu pun rambutnya. Jangan lupakan bekas ingus sisa-sisa tangisnya. Namun bagi Aksa itu tak mengurangi kecantikan Cinta sedikit pun.

 "Udah nangisnya?"

 Cinta mengangguk, lalu tersenyum. Ia sedikit maju, berniat memeluk Aksa. Aksa pun demikian, ia telah merentangkan kedua tangan untuk menyambut Cinta.

 "Pak!"

 Sekali lagi, Aksa gagal memeluk Cinta. Aksa dan Cinta sama-sama terkejut. Aksa mengisyaratkan untuk diam, Cinta pun mengangguk. 

AKSA dan CINTAWhere stories live. Discover now