35. Rumor

16 7 0
                                    

 “Ih, Cinta…! Sumpah, beneran?!” 

 Cinta menjauhkan ponsel dari telinganya sambil mengernyit. 

 “Cin? Cinta, heloo…!”

 “Nggak usah teriak ngapa sih, San?” kesal Cinta.

 “Hm, itu secara nggak langsung nembak elo sih. Terus habis itu dia bahas lagi nggak? Maksud gue nembak lo secara resmi gitu, pakai makan malam romantis?” tanya Sandra yang begitu antusias.

 “Enggak,” jawab Cinta lesu.

 Ada rasa kecewa di hati Cinta ketika menyadari sesuatu. Setelah hari yang membuatnya berbunga-bunga itu, Aksa memang tak bertanya secara resmi, bahkan tak membahasnya lagi. Selama dua minggu ini hari-harinya dan Aksa berjalan seperti sebelumnya yang sering mencuri waktu untuk makan siang berdua atau makan malam di luar setelah lembur. Setelah itu berbincang lagi di rumah ketika duduk di balkon saat malam hari.

 “Duh…, gimana sih Kak Aksa?” 

 “Apa perlu ya kaya gitu?” tanya Cinta.

 “Coba deh, lo mancing-mancing. Eh, atau lo yang maju duluan,” usul Sandra.

 “Masa gue ngebet gitu? Ogah!”

 Cinta pun berbalik, hendak pergi dari balkon lantai empat itu. Tepat ketika sampai di pintu, Cinta melihat empat orang dari divisi marketing sedang berjalan di koridor sambil mengobrol. 

 “Udah dulu ya, San,” bisik Cinta yang kemudian langsung memutus sambungan telepon tanpa menunggu jawaban Sandra.

 Cinta menyimpan ponselnya ke saku blazer, kemudian memasang senyum dan berniat menyapa teman-teman satu timnya dulu. Namun ketika hendak melangkah, ada suatu pembicaraan yang mengurungkan niatnya.

 “Katanya si mantan Pak Aksa itu kerja disini. Terus kabarnya lagi mereka kayaknya bakal balikan,” ujar Dita yang tampak lesu di akhir kalimat.

 “Yang bener lo, Ta?”

 “Dapet kabar dari mana lo?” 

 “Dari anak-anak purchasing kemarin,” timpal Hani yang mewakili Dita.

 Cinta menutup mulut dengan telapak tangan, lalu perlahan mundur karena tak ingin bertemu dengan teman-temannya itu. Namun usaha Cinta sia-sia karena keempat gadis itu kini sampai di balkon. Pandangan Cinta bertemu dengan Hani, kemudian beralih memandang yang lain. Cinta meringis kaku sambil melambai.

 “Hai, girls,” Sapanya berbasa-basi.

 “Eh, kebetulan ketemu lo disini.” Hani tampak sangat antusias.

 Cinta terkejut begitu Hani dan Dita menarik kedua tangannya, kemudian mendudukan gadis itu di bangku. 

 “A_ada apa ini?” tanya Cinta kikuk sambil melihat satu per satu empat gadis yang menatapnya penuh selidik.

 “Lo tau nggak, siapa mantan pacar Pak CEO ganteng?” tanya Dita sambil melipat tangan di depan dada.

 “Lo pasti tau kan, Cin?”

 “Ayo dong kasih tau kita.”

 Cinta meringis sebelum menjawab, “Ya, pasti dong. Jelas, gue nggak tau. Hehe” 

 Jawaban Cinta langsung membuat keempat gadis itu mendesah kecewa. Cinta pun bangun dan berniat pergi.

 “Eh, tunggu,” Dita memegang lengan Cinta.

 Cinta menoleh sambil memasang senyum, “Iya?”

 “Lo kan sama Pak Aksa kemanapun dia pergi, sumpah nggak tau? Lo bohong kan?” desak Dita.

AKSA dan CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang