6. Impudent

4.6K 641 81
                                    

Tanganku bergerak mencari ponselku yang berbunyi.

Saat mendapatkannya, aku membawanya ke depan wajahku dan sedikit membuka mata.

Kulihat sebuah panggilan masuk yang berasal dari Bona.

Aku memenjamkan mata sejenak sebelum menerima teleponnya.

"Waeyo?" Tanyaku dengan suara yang serak.

"Ya, jigeum eodiya? Wali kelas mencarimu," ucapnya langsung dengan suara yang sedikit keras. (Dimana kamu sekarang?)

Otakku berputar cepat mencerna kata-katanya. Setelah tiga detik berlalu, mataku terbuka sempurna.

Cepat-cepat aku merubah posisiku menjadi duduk dan menatap sekeliling.

Matahari sudah sangat tinggi sekarang. Sial, aku terlambat untuk bangun.

"Han Jinhye, kau masih di sana?" Bona kembali bertanya.

Aku mendesah kecil. "Eoh ... Bona-yah, katakan padanya aku akan segera sampai lima belas menit lagi," ungkapku sambil meloncat turun dari kasur.

"Ne? Kau sudah dimana sekarang?"

"Aku baru bangun," dengusku sambil melangkah lebar menghampiri kamar mandi. "Sudah dulu, ya. Aku tutup."

Tanpa menunggu jawabannya, aku menekan tombol untuk mengakhiri dan melempar ponselku ke atas meja dekat kamar mandi secara kasar.

Aku masuk ke dalam kamar mandi dengan tergesa-gesa sambil melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuhku.

Awal hariku dimulai dengan kesialan saat ini.

- - -

Kutatap jam yang terpampang di layar ponselku.

Sudah jam sembilan lewat tiga puluh menit. Aku sadar jika ini sudah sangat telat.

Butuh sekitar lima belas menit untuk sampai ke sekolah. Mungkin aku harus melakukan sedikit rayuan pada guru piket agar membiarkanku masuk.

Aku menarik tuas pintu dan mengambil langkah besar tanpa ragu keluar dari apartemen.

Dan betapa terkejutnya aku saat melihat Jungkook yang ternyata berada di koridor depan apartemenku.

Pemuda itu bersandar di dinding dengan kedua tangan yang terselip di kantung celana. Tatapannya lurus padaku.

Tubuhku mendadak membeku tetapi detik berikutnya, tanpa sadar kakiku mengambil langkah mundur.

"Ohh, eodiga?" (Mau kemana?)

Jungkook mendekat dengan mata yang menelisikku.

"Aku mau ke sekolah," jawabku mantab dengan kaki yang masih beringsut mundur.

Dan berakhir menabrak pintu apartemenku sendiri yang terkunci. Sial. Tidak ada jalan lagi.

Jungkook berhenti berjalan. Tubuhnya sangat dekat denganku, sampai-sampai aku dapat mencium aroma tubuhnya dengan jelas saat ini.

"Setelah melakukan hal gila kau mau kabur?"

Aku mendongkak dengan pandangan terkejut yang tidak terlalu kentara. Mendengar itu membuatku meneguk paksa. Usahaku untuk tidak dikenali oleh Jungkook selama ini rupanya tidak berhasil.

"Ya," panggilnya dengan suara rendah. Tangan kirinya terangkat dan terjulur ke samping tubuhku.

Aku makin menempelkan punggungku pada pintu. Sebisa mungkin aku mempertahankan tatapanku agar tidak terlihat lemah di depannya.

Photograph.Where stories live. Discover now