19. Apparently

3.9K 487 20
                                    

Pintu itu terbuka secara perlahan begitu aku sampai di lantai dasar.

Kulangkahkan kakiku keluar dari lift dan langsung menuju pintu keluar.

Aku mendadak berhenti ketika melihat tetesan-tetesan air jatuh dari langit.

Ya, benar.

Siang ini hujan turun. Padahal menurut ramalan cuaca yang kutonton tadi pagi, hari ini akan cerah seperti biasanya.

Oke, mungkin ada sedikit kesalahan. Terkadang alam memang tidak bisa ditebak mau bagaimana pun caranya.

Begitu pula dengan Lee Taeyong dan Jeon Jungkook yang sekarang sedang muncul di hidupku. Dua orang itu selalu membuatku kebingungan.

Yang satu tidak bisa ditebak jalur pikirannya. Kadang-kadang terlihat seperti sedang melampaui batas pemikirannya, tapi kenyataannya tidak sama sekali. Dia juga tidak terbuka, padahal kami sudah pernah dekat di masa lalu.

Yang satu lagi benar-benar tidak bisa dimengerti, kadang baik kadang menyebalkan. Selalu menyuruh ini itu lalu bersikap manis dan perhatian. Terlebih semua itu terjadi dalam waktu yang sama.

Benar-benar 2 orang yang tidak mampu ditebak.

Apakah laki-laki memang begitu?

Kuhela napasku dan menyandarkan sisi kiri tubuhku pada dinding sembari menatap air mata dari langit di depan pintu gedung. Airnya sesekali menyiprat wajahku.

Hari ini aku akan menemui Hyunbi.

Kami berdua sudah buat janji untuk bertemu dan menikmati akhir pekan, tanpa Bona.

Aku sudah bertanya pada Hyunbi mengapa Bona tidak ikut, tapi gadis itu tidak memberikan alasan yang pasti.

Aku masih bingung. Sampai detik ini aku masih belum tahu pasti sebabnya. Memang ada banyak kemungkinan, tapi aku tidak tahu mana yang benar.

Jadi, aku memilih untuk menyerahkan semuanya pada waktu.

Seperti itulah aku memilih keputusan akhir.

Kakiku mundur sedikit untuk menghindari cipratan air yang hampir mengenai sepatuku. Bertepatan, aku merasakan punggungku menyentuh sesuatu.

Otomatis aku ingin berbalik, namun seseorang yang ada di belakangku menahan pundakku.

"Jangan berbalik."

Suara itu.. aku mengenalinya.

Lee Taeyong.

"O-oppa?" Panggilku sedikit tergagap.

Dia berdehem. Lalu, ia berpindah ke sampingku. Kutolehkan kepalaku padanya.

"Mau kemana?" Tanyanya dengan pandangan yang lurus ke depan.

"Aku akan bertemu temanku."

Taeyong bergumam pendek. Tatapannya belum beralih.

Matanya yang serius memandang ke depan menarik perhatianku. Tatapannya yang tajam dan terarah punya daya tarik sendiri.

Terkesan tajam, namun aku menyukainya.

Photograph.Where stories live. Discover now