32. Crying

3.9K 455 60
                                    

Kepalaku pening pagi ini.

Saat melangkahkan kaki masuk ke dalam sekolah, seluruh siswa langsung menyorotiku dengan kuat.

Beberapa dari mereka menggumamkan beberapa hal seperti, 'Pacar idol', 'Dia menjadi perbincangan publik', 'Kekasih Jungkook', dan sebagainya.

Ada juga yang memberi komentar jelek. Soal aku memakai cara kotor dalam mendekati Jungkook, menjebak Jungkook, merayu dengan seribu macam gaya, dan lain-lain.

Aku terus berjalan, berusaha untuk tidak peduli.

Hingga aku sampai di bagian loker. Aku menyimpan buku pembelajaran hari ini di sana. Aku harus mengambilnya kalau tidak mau terlibat masalah.

Dari jauh, aku melihat ada beberapa siswi berkumpul di depan lokerku.

Alisku mengernyit. Mereka semua seketika menjauh begitu aku tiba.

Kutatap lokerku yang terbuka. Lokerku basah. Seluruh bukuku yang sengaja disimpan sengaja dirobek-robek. Baju olahragaku digunting habis-habisan. Di bagian dinding loker serta belakang pintunya terdapat banyak tulisan dengan tinta berwarna merah.

Dan di antaranya adalah;

Bit*h, fu*k off!

You are full of sh*t!!

U look like b*tch!!

Hah, siapa pun yang menulisnya. Kuharap hidupmu akan baik-baik saja.

Sungguh kurang kerjaan.

Aku berjongkok dan memunguti lembaran hasil robekan buku-bukuku. Tidak masalah. Ini bukan sekali-dua kali terjadi di kehidupan sekolahku. Tidak apa-apa.

Setelah selesai, aku berdiri. Memandang lokerku sekali lagi, tanpa perasaan ingin membalas dendam pada orang-orang yang telah melakukan ini.

Murid-murid tadi masih berdiri di sekelilingku. Mereka berbisik-bisik tidak kentara.

Aku masih membersihkan lokerku dari sisa-sisa robekan buku dan baju olahraga.

Semua orang mendadak berhenti bicara ketika bel masuk berbunyi.

Mereka semua lantas pergi dari sini tak terkecuali, sementara aku tidak berkutik sama sekali.

Saat merasa sudah sangat sunyi, aku pelan-pelan mengembuskan napas sebanyak-banyaknya.

Tetaplah bersikap biasa dan jangan takut.

Iya. Aku tidak boleh takut hanya gara-gara masalah ini.

Kalau ingin melibatkan diri dalam sebuah hal, maka harus menyiapkan diri untuk menanggung akibatnya.

Seperti yang terjadi padaku sekarang.

Aku membuang seluruh sampah yang sudah kukumpulkan ke tong sampah terdekat. Lalu, kembali untuk menutup lokerku.

Setelahnya aku berjalan ke kelas, ditemani dengan keheningan dan suara langkah kakiku.

Semua orang sudah melakukan aktifitas belajar saat ini. Mungkin aku akan dihukum karena terlambat masuk tidak lama lagi.

Aku berhenti di depan pintu kelas. Kubuka pintu itu, dan langsung terkejut ketika melihat Hyun Bi dan Bona sedang bertengkar.

Seperti biasa, anak-anak kelas tidak melerai. Malahan mereka saling mendukung pihak yang dirasa akan menang.

Dengan segera, aku mendekati mereka.

"Ya, Lee Hyun Bi! Berhenti!" Seruku sambil berusaha memisahkan Hyun Bi yang kesetanan menjambak rambut Bona.

Sayangnya, salah seorang dari mereka menendang perutku sampai terdorong menjauh.

Photograph.Onde histórias criam vida. Descubra agora