11. Name

4.9K 591 117
                                    

Baru kali ini aku merasa sangat benci untuk hidup.

Bagaimana tidak, saat kubuka mata hal pertama yang terlintas di kepalaku hanyalah suruhan dari pemuda gila itu.

Ini masih jam enam pagi. Masih sangat pagi. Tapi aku sudah harus bangun dan membuat sarapan untuk Jungkook.

Tadi pagi-pagi sekali, sekitar jam tiga pagi kontak bernama 'Tuan Tampan' mengirim sebuah pesan.

Buatkan aku roti bakar yang enak. Jangan terlalu gosong dan jangan terlalu asin. Berikan sedikit keju karena aku menyukainya.

Sebuah pesan yang lumayan menyebalkan.

Dan tolong jangan berpikir negatif padaku! Jungkook sendiri yang memberikan julukan itu.

Aku bahkan tidak tahu kenapa kontak miliknya berada di akun Kakaotalk-ku.

Langsung kuganti namanya menjadi 'orang gila' karena merasa jika nama itulah yang sangat cocok untuknya.

Dan ya. Gara-gara suruhan kalau dia ingin makan roti, aku terpaksa pergi ke minimarket yang untungnya buka dua puluh empat jam. Kalau tidak, aku berani sangsi jika dia akan mengamuk tidak jelas lagi.

Ketimbang melihatnya mengamuk, aku lebih suka jika melihatnya kalem seperti kemarin? Ah bukan, tetapi lebih bersahabat seperti kemarin.

Ya. Sikap itu yang mungkin lebih baik ia tunjukkan ketimbang bersikap seperti bajingan tengik.

Wah pikiranku sudah mulai gila. Mengapa aku memikirkannya?

Sudahlah lupakan saja.

Aku menggeleng untuk mengakhiri pikiran tersebut lalu kembali memusatkan perhatian untuk menyusun roti bakar yang telah jadi ke dalam tempat bekalku.

Kemudian di detik selanjutnya ponselku berbunyi menandakan sebuah pesan masuk.

Orang gila : cepatlah. Aku sudah lapar.

Aku berdecih pelan setelah selesai membaca pesan barusan. "Benar-benar. Memangnya dia kepala koki menyuruhku untuk cepat. Cepatlah, aku sudah lapar," kataku menirukan suara Jungkook. "Dasar."

Langsung kututup tempat bekalku secara kasar. Aku lalu menarik ranselku yang tertidur manis di sudut meja pantry dan berjalan menuju pintu.

Tak lupa, aku membawa bekal spesial yang kubuat untuk orang gila itu.

Sesampainya di luar, yang kulihat pertama lumayan bagus.

Orang gila itu sedang berdiri di depan apartemennya sambil menenteng tas. Tanpa mencoba untuk membuang waktu, aku menggerakkan kaki mendekatinya dan langsung menyodorkan tempat bekal yang kupegang padanya.

Otomatis ia menoleh dan langsung tersenyum ramah. "Kau sudah di sini rupanya."

Mengapa sikap orang ini berubah-ubah? Hanya dalam waktu beberapa menit dia pasti berubah. Apakah dia memiliki kepribadian ganda?

"Bekalku." Tempat bekal di tanganku seketika berpindah tangan pada Jungkook. "Kau tidak memasukkan racun ke dalamnya, kan?" ucapnya curiga padaku.

Sudah kubilang, kan? Dia benar-benar aneh. Orang gila berkepribadian dua.

"Gila," desisku lantang. "Sudah dibuatkan malah menuduh sembarangan."

"Oh? Igeo mwoya?" Jungkook memandangku dengan wajah terkejut yang dibuat-buat. "Perasaan aku tidak pernah mengajarimu agar menjadi hewan yang kasar begini." (Apa ini?)

Photograph.Where stories live. Discover now