40. Mine

3K 397 62
                                    

Sinar rembulan serta udara dingin menghiasi perjalanan tiga gadis itu.

Terhitung lima belas menit ketika Jinhye, Hyemi, dan Hyun Bi tidak saling menyahut.

Mereka terpaksa bungkam dengan pikiran masing-masing karena merasa ada kejanggalan yang terjadi pada diri Jinhye. Hyun Bi cukup mengeluh karena perubahan sikap gadis itu yang tiba-tiba semenjak selesai bekerja, ingin rasanya ia bertanya.

Tetapi Hyemi lebih tangkas menyuruhnya agar diam saja, sehingga terjadilah keheningan tersebut.

"Kita berpisah di sini." Hyemi berbicara ketika mereka tiba di tangga yang langsung menuju ke stasiun kereta.

Dengan setengah sadar, Jinhye menganggukkan kepala, melambaikan tangan, dan langsung melanjutkan perjalanannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pikirannya masih terlampau kacau.

Hyun Bi menatap nanar. "Dia terlihat seperti orang tak bernyawa saja. Pasti ada yang terjadi di tempat kerjanya."

"Mungkin."

"Haruskah kita cari tahu?" tanya Hyun Bi antusias.

Hyemi terdiam sesaat. Irisnya agak bergerak ke arah lain sebelum mengatakan, "kurasa tidak karena kita tidak punya hak untuk mencampuri urusan kerjanya."

"Iya memang. Tapi aku tak bisa menahan diri melihatnya seperti itu. Dia sungguh mengkhawatirkan."

"Lihat dan semangati dia dari belakang. Jangan terlalu ikut campur. Aku tidak ingin kalian berdua sampai kena masalah hanya karena satu tindakan salah."

Hyun Bi mendesah. "Tapi tetap saja--"

"Susul dia sekarang. Kereta berikutnya sudah akan sampai beberapa menit lagi. Na galke," sela Hyemi segera sebelum berderap pergi dengan buru-buru menuruni tangga.

Gadis itu merasa ingin kabur saja dan lenyap dari muka bumi ini. Pikirannya beramuk seusai mendengar secara langsung percakapan Jinhye dan Jungkook di dekat kafe beberapa saat lalu.

Hyemi tidak sengaja menonton segalanya dari balik tembok ketika ia selesai menelepon ibunya di luar kafe. Impulsnya terlalu cepat hingga tubuhnya terpaku di tempat.

Emosi gadis itu mulai merambat ke ubun-ubun diikuti oleh langkah kakinya yang kain melebar.

Sekuat apa pun ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja, jantungnya tetap terasa sakit saat mengingat hal yang tergantung di pikirannya.

Jantungnya mungkin akan berhenti bekerja jika ia tidak mengontrolnya. Segala tekanan emosional ini seakan ingin membunuhnya.

Aku melakukan kesalahan fatal.

Semua ini jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan. Detik ini Hyemi berpikir bagaimana hari-hari yang akan ia jalani jika berada di posisi Jinhye. Apa yang harus ia lakukan ketika merasakan segala tekanan yang sedang ditanggung oleh teman barunya tersebut.

Kemungkinan terburuk mungkin akan terjadi. Sialnya, ia tidak bisa memutar waktu untuk mengembalikan kehidupan normal milik seorang Han Jinhye.

Mungkin kata maaf tidak akan cukup untuk menutup kebodohannya. Ini merupakan sesuatu terbodoh yang ia lakukan di hidup.

Hyemi sungguh ingin menjelaskan pada Jinhye bahwa dia adalah orang yang menyeretnya ke dalam masalah, orang yang telah merubah kehidupannya menjadi mengerikan seperti sekarang.

Waktu itu dia tidak punya kesempatan untuk berpikir matang-matang. Hatinya dipenuhi rasa takut karena didatangi oleh Taehyung dan memintanya agar menghubungi Jinhye untuk datang ke gedung dimana wawancara tentang rumor kencan Jungkook dibicarakan.

Photograph.Where stories live. Discover now