28. Surprise

4.1K 488 101
                                    

Jungkook POV

Tidak ada yang bisa kupikirkan, kecuali memandangnya.

Pagi ini, saat aku membuka mata, aku mendapati diriku sendiri berada di apartemen orang lain.

Tentu saja aku kaget dan menyesal karena telah meminum banyak alkohol tadi malam untuk merayakan ulang tahunku yang ke-20.

Kupikir aku akan bertahan, dan berakhir aman-aman saja. Namun kenyataannya aku malah tersadar di atas kasur seorang perempuan.

Untung saja perempuan itu adalah Han Jin Hye. Jadi tidak ada masalah besar yang menyusahkan.

Kuperhatikan dia yang sedang mengoleskan selai kacang pada roti.

Beberapa saat yang lalu, walaupun marah-marah, dia masih sempat-sempatnya membuatkan sup kedelai pedas untuk menurunkan kadar alkohol dalam tubuhku.

Perhatian kecil yang imut. Aku suka itu.

Aku menarik kedua sudut bibirku, kemudian mulai mencoba sup buatannya.

Enak. Aku menyukainya.

Sekali lagi aku menatapnya. Belum sempat aku memberikan komentar, dia segera menarik tasnya.

"Habiskan supnya dan tinggalkan saja di situ. Aku harus pergi sekarang."

Dan ia pergi begitu saja dari pandanganku. Hal terakhir yang kudengar hanyalah suara pintu yang tertutup, artinya dia sudah pergi.

Kuhembuskan napasku, lalu menatap sup itu suram. Padahal aku ingin memberikan pujian, tetapi ia malah pergi.

Aku berdecak kabur, dan mulai makan lagi dengan ditemani keheningan.

Lima menit setelahnya, aku mendengar bunyi notifikasi dari ponselku.

Masih sementara menikmati sarapan, aku meraih benda itu. Menatap sebuah pesan yang masuk.

Pd-nim : datanglah ke Big Hit satu jam lagi, kita harus mencari solusi yang tepat sebelum bertemu dengan penggemar dan wartawan untuk menjelaskan rumor itu secara langsung.

Mendadak lidahku jadi keluh. Nafsu makanku hilang. Perasaanku tidak tenang.

Aku benci ini.

---

Jinhye's POV

Aku menatap dinding yang menjulang tinggi di hadapanku dengan perasaan ragu setengah yakin.

Sekarang adalah waktu istirahat, dan aku membawa Hyun Bi ke taman belakang sekolah agar ia bisa membantuku untuk melakukan aksi tak patut ditiru; bolos.

"Kau yakin bisa melewatinya?" Hyun Bi tiba-tiba bertanya.

"Eoh.." jawabku, tanpa memandangnya.

Hyun Bi terdengar meringis, "tapi aku tidak yakin.." setelah itu, ia memegang bahuku. "lebih baik kita meminta ijin pada guru Kim saja, aku tidak mau kalau kau sampai kenapa-kenapa," katanya dengan nada khawatir seperti anak-anak.

Aku menatapnya malas, "Hyun Bi-yah, itu akan memakan waktu lagi. Aku buru-buru sekarang."

"Geundae.." ia terdiam, dan langsung mengangguk pasrah saat aku memberikan tatapan mengerikan. "baiklah, tapi hati-hati. Jangan sampai jatuh."

Photograph.Where stories live. Discover now