27. Rumor

4K 479 214
                                    

Tiga minggu-ku berlalu dengan cepat.

Saat aku berjalan keluar dari gedung apartemen, semuanya normal-normal saja.

Tidak ada hal baru yang mampir di kehidupanku yang pada akhirnya kembali datar.

Setelah hari itu, aku tidak pernah lagi bertemu dengan Jungkook mau pun anggota lainnya. Dari informasi yang kudapatkan dari Hyemi, katanya BTS sedang melakukan Tour di beberapa negara besar. Saking sibuknya, mereka ber-7 tidak sempat untuk kembali ke apartemen untuk beristirahat.

Itu adalah keadaan yang bagus untukku. Aku tidak perlu bertemu dengan Jungkook lagi karena masih merasa aneh atas kejadian yang sudah berlalu itu.

Kemudian soal sekolahku, setelah aku berhasil menutupi ingatan tentang kejadian mengerikan itu, tidak ada lagi yang membahasnya.

Bahkan, Guru Kim yang awalnya sangat antusias menyuruhku untuk mengingatnya kini sudah berubah tidak terlalu memedulikannya.

Aku tidak tahu kenapa jalur pikiran pria itu tiba-tiba berubah, tetapi terlepas dari semuanya, aku sudah lumayan tenang karena tidak perlu dituntut untuk mengingatnya lagi.

Terlebih orang-orang yang terlibat dalam insiden tersebut tidak pernah lagi muncul di hadapanku. Mereka tidak tampak lagi. Bahkan, Bona telah saling tukar bangku bersama Hyunbi.

Hari-hariku mulai tenang sekarang.

Mataku tertuju pada sepatuku. Lalu beralih pada hal-hal di sekitar lingkungan ini.

Belum banyak toko-toko di pinggir jalan yang buka, hanya ada beberapa saja yang menyediakan sarapan bagi orang-orang yang buru-buru.

Sesekali aku tersenyum, dan membungkuk pada setiap orang yang berpapasan denganku.

Dengan suasana hati yang bahagia, aku kembali berjalan menuju halte bus terdekat. Kulihat jam yang tertera di layar ponselku, 7:31. Aku masih belum terlambat. Busnya mungkin masih belum tiba.

Setelah menempuh sedikit perjalanan, aku tiba di halte bus. Seperti biasanya, tidak banyak orang yang ada di halte ini. Hanya beberapa saja, dan mereka menampilkan ekspresi yang berbeda. Ada yang masih setengah sadar, ada yang sedang sarapan, dan ada yang sedang membaca buku dengan serius.

Aku tersenyum sejenak sebelum duduk di di kursi besi itu. Kukeluarkan earphone dari dalam tasku lalu memasangnya ke kedua telinga. Aku memilih lagu yang sedang berada di top list, dan memutarnya acak.

Tatapanku terpusat pada beberapa notifikasi di beberapa aplikasiku. Aku membukanya satu persatu, dan membalas pesan-pesan yang ada.

Tiba-tiba aku berhenti pada sebuah pesan yang tidak pernah lagi kubuka. Sebetulnya aku ingin menghapusnya, tetapi selalu lupa karena kesibukan yang ada.

Tanpa sengaja, aku membukanya.

Jungkook : terima kasih.

Alisku berkerut dalam waktu lama. Terima kasih untuk apa. Aku bahkan tidak melakukan sesuatu yang baik padanya.

Dan soal namanya, aku memang sudah menggantinya untuk memberikan jejak tidak jahat padanya.

Oh, ayolah, nama adalah doa. Memberikan nama 'orang gila' padanya akan berakibat fatal jika itu menjadi doa yang terkabul.

Lalu terdengar suara mesin kendaraan yang rupanya bus telah sampai. Aku pun berdiri, dan naik ke bus tersebut.

Aku duduk di dekat jendela yang tidak jauh dari pintu keluar. Saat bus mulai melaju, aku kembali menatap ponselku.

Photograph.Where stories live. Discover now