45. Same

2.5K 343 222
                                    

Jungkook's POV

Malam ini hujan deras yang disertai petir tiba-tiba saja turun mengguyur bumi.

Seolah mengekspresikan suasana hatiku saat ini.

Perasaanku sangat tidak baik. Hari ini, aku termakan kibulan Kim Sera yang menyuruhku untuk menemuinya di Z entertainment semetara gadis itu ternyata sudah berangkat untuk liburan di Jepang dini hari.

Parahnya lagi, gadis itu sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata kalau aku adalah orang terbodoh di dunia karena mau saja mengikuti perkataannya.

Oke. Aku akui, aku memang melakukan kebodohan terparah hari ini. Namun paling tidak Sera juga harus meminta maaf karena sudah merugikanku—membuang waktu yang sebenarnya bisa kupakai untuk latihan koreografi milik grupku.

Selain itu, aku tidak dapat pulang karena terjebak hujan di tempat ini.

Sudah hampir tiga jam lebih aku berdiri di depan gedung. Terus berharap kalau hujan cepat-cepat berhenti dan aku bisa pulang sebelum bus terakhir meninggalkanku.

Kuhela napasku, lalu mengecek jam di ponselku. Tak sengaja mataku menangkap sebuah pesan dari Jimin hyung yang menanyakan keberadaanku.

Secepat mungkin, aku pun menekan kontaknya mencoba untuk meneleponnya yang mungkin bisa menyuruh seseorang menjemputku di sini.

Tetapi kejadian sial kembali menimpaku; Ponselku mati karena kehabisan baterai.

Aku mengembuskan napas secara kasar seketika, kemudian mengusap wajah dengan gusar.

Lalu suara guruh dari langit kembali terdengar, membuatku sedikit mengambil langkah mundur agar tidak menjangkau tepi daerah luar gedung.

Ketika itu, aku melihat seorang gadis bersurai hitam muncul dari balik pintu dengan ekspresi yang kelelahan.

Dia menyapu pandangan ke sekeliling, kemudian berhenti tepat padaku.

Dan anehnya, bibirnya membentuk senyum cerah nan manis.

Aku yang tak tahu harus melakukan apa-apa cuman merunduk samar, lantas kembali menghadap depan dalam diam.

Dalam hati, aku terus memanjat doa agar hujan ini cepat reda. Tubuhku sudah kedinginan. Bisa-bisa aku mati membeku dan masuk berita esok hari.

"Chogi, sudah berapa lama kamu menunggu di sini?" tanya seorang gadis dengan ramah.

Kutatapi gadis tadi yang ternyata sudah berdiri di sampingku dengan bingung. Ia menatapku, kemudian tersenyum lagi. Lebih lebar dari senyuman sebelumnya.

"Sejak tadi aku memperhatikanmu dari dalam. Kau terlihat seperti sedang menunggu seseorang," ungkapnya dengan amat sangat ramah. Mengabaikan kebingungan yang masih melanda di dalam diriku. "Mungkin kau bisa memberitahuku siapa orang itu. Aku akan dengan senang hati pergi memanggilnya untukmu."

Aku membuka sedikit mulut. "Aku.."

Suaraku terdengar linglung. Lalu aku melanjutkan, "tidak ada. Aku cuman menunggu hujan reda."

Gadis itu kemudian mengangguk-angguk pelan tanpa menghilangkan senyumnya. Ia lalu ikut menghadapkan badan ke depan dan memandang hujan yang belum berhenti. "Ramalan cuaca hari ini lagi-lagi melenceng dari kenyataannya. Jaesu eopseo." (Menyebalkan.)

Aku cuman terdiam mendengarnya hingga beberapa saat kemudian saat gadis itu mengeluarkan payung dari dalam tas dan membukanya.

Dia segera menoleh padaku. "Gacchi galkka? Aku bisa mengantarmu sampai halte kalau mau." (Haruskah kita pergi bersama?)

Photograph.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang