13. Past

4.6K 559 49
                                    

Jinhye's pov

Pagi ini suasana apartemen di samping sangatlah hening.

Seakan menyerukan kebebasan untukku.

Perasaanku sangat senang saat mendengar kabar jika BTS berangkat ke Jepang untuk melakukan konser '화양연화 On Stage:Epilogue' di sana. Berangkatnya tujuh laki-laki itu merupakan hari kemerdekaan untukku karena aku tidak perlu repot-repot bangun pagi lagi -seperti seminggu ini- dan membuatkan Jungkook sarapan.

Selain itu, aku dapat melakukan semua yang kumau sampai dua hari kedepan -hari dimana BTS akan kembali dari Jepang.

Ya, cuman dua hari. Tapi tidak masalah, setidaknya aku memiliki waktu untuk melakukan hal yang kusukai dan terbebas dari perintah-perintah orang itu.

Ah, senangnya.

Tanpa sadar aku tersenyum maksimal dan langsung menguburnya saat menunduk.

"Ada apa dengan anak ini?"

Aku tidak bisa menahan rasa senangku sejak pagi.

"Na molla. Ya, Han Jinhye." (Aku tidak tahu.)

Seketika aku tersadar. "Eoh? Wae?"

"Kau tidak salah makan, kan? Kau ..." Hyunbi mengangkat jari telunjuknya ke samping kepala dan menggerakkannya memutar. "Terlihat agak tidak waras hari ini," ucapnya secara terang-terangan padaku.

Aku berdesis dan menatapnya tidak suka. "Mwoya? Apa kau berpikir aku sedang gila saat ini?"

Secara serempak Bona dan Hyunbi menganggukkan kepala. "Ya, begitulah."

"Kau terlihat aneh," sahut Hyunbi.

Ditambah suara lainnya, "Seperti pasien rumah sakit."

"Yang senyum-senyum sendiri," tutup mereka berdua lagi bersama-sama.

Kemudian mereka tertawa. Aku meringis kecil, rupanya aku menjadi bahan ejekan saat ini.

"Haruskah kita menelpon rumah sakit jiwa? Salah satu pasiennya melarikan diri," canda Bona, masih tertawa dengan kesan yang lumayan mengejek.

Aku mendesah kecil. Mereka ini.

"Ani, hajima. Kita lebih baik mengurusnya saja ketimbang mengurungnya di sana." Tiba-tiba Hyunbi bergelayut manja di tubuhku dan terkikik hingga matanya hilang. (Tidak, jangan lakukan itu.) "Karena itu menyakitinya, bukan begitu?"

Aku berdecak dan menyingkirkan Hyunbi dari tubuhku.

"Ne, ne, teruslah tertawa dan mengejekku sampai kalian puas." (Ya, ya)

Aku berdiri dari kursi tetapi langsung kembali ditarik oleh Hyunbi untuk duduk.

Aku jadi heran.

Tidak Jungkook, tidak Hyunbi, semuanya selalu saja menarikku untuk kembali di saat aku akan pergi.

"Ahh, kajima." Hyunbi menggerak-gerakkan tubuhnya manja sambil memegang tanganku. "Mianhae, eoh?" (Jangan pergi // kami minta maaf, ya?)

Aku berdecak, tetapi tidak bisa menyembunyikan senyumku.

"Ah, geundae, Jinhye-yah. Ada yang ingin kutanyakan," tiba-tiba Bona mengubah pembicaraan.

Photograph.Where stories live. Discover now